Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan India Melambat, Reformasi Dinantikan

Perlambatan pertumbuhan India pada kuartal III/2014 yang berada di level 5,3% (year on year) dinilai harus menjadi dorongan pada Perdana Menteri Narendra Modi untuk melanjutkan komitmen reformasi.
Perdana Menteri India Narendra Modi /reuters
Perdana Menteri India Narendra Modi /reuters

Bisnis.com, NEW DELHI – Perlambatan pertumbuhan India pada kuartal III/2014 yang berada di level 5,3% (year on year) dinilai harus menjadi dorongan pada Perdana Menteri Narendra Modi untuk melanjutkan komitmen reformasi.

Ekonom Union Bank of India Sujit Kumar Singh menyatakan meski beberapa indikator ekonomi seperti sektor jasa, belanja pemerintah, dan sektor pertanian membaik, Modi harus merealisasikan janji reformasinya, untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan.

“Kita membutuhkan reformasi fiskal dan moneter. Reformasi akan mengakselerasi pertumbuhan,” kata Kumar di New Delhi, Jumat (28/11), merespons data pertumbuhan.

Memang tak bisa dielakkan, pasar saham India merupakan pemain terbaik tahun ini, terkerek oleh sentimen positif sejak Modi terpilih Mei lalu. Meski baru menjabat enam bulan, Modi diyakini mampu menggenjot pertumbuhan negara perekonomian terbesar ketiga dunia.

Berulangkali bekas pemimpin Gujarat itu menyatakan janjinya untuk memudahkan proses perizinan investasi, menyusun ulang regulasi-regulasi yang tidak lagi relevan, dan meninjau ulang hukum perpajakan. Berikut beberapa rencana reformasi Modi.

Berikut ini rencana Reformasi Modi :

-          Pemerintah melalui sidang parlemen memutuskan membuka investasi dari luar negeri untuk perusahaan-perusahaan asuransi. Investor dimungkinkan memiliki 49% saham, naik dari ketetapan sebelumnya 26%. Regulasi ini diproyeksi menarik investasi langsung asing sebanyak US$2 miliar ke sektor asuransi.

-          Pemerintah mengupayakan kemudahan akuisisi lahan untuk pembangunan infrastruktur dan proyek industri. Namun sejauh ini, proyek senilai US$10 miliar masih tertahan pembangunannya akibat sulitnya akuisisi lahan.

-          Merevisi hukum ketenagakerjaan sehingga diharapkan memberikan lebih banyak benefit kepada pegawai.

-          Mengamandemen regulasi pajak nasional yang jika jadi diimplementasikan 2016 mendatang, diprediksi dapat menyumbang 2 pesentase poin pertumbuhan.

-          Penjualan aset dimulai, pemerintah berencana mengumpulkan hingga US$9,5 miliar melalui penjualan saham pada perusahaan-perusahaan milik negara dan swasta.

-          Pemangkasan subsidi yang diputuskan Modi beberapa hari lalu amat disambut baik pasar. Selain bahan bakar, Modi akan memangkas subsidi makanan dan pupuk.

-          Modi berencana melelang tambang batubara Februari mendatang, sekaligus untuk pertama kalinya memperbolehkan aktivitas tambang komersil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Editor : Setyardi Widodo
Sumber : reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper