Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Merespons Ajakan Jokowi, China Siap Tingkatkan Investasi di Indonesia

Merespons visi pemerintahan baru Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan produktivitas bangsa, China menyatakan siap untuk meningkatkan investasi di berbagai sektor penting.
  China menyatakan siap untuk meningkatkan investasi di berbagai sektor penting di Indonesia./Bloomberg
China menyatakan siap untuk meningkatkan investasi di berbagai sektor penting di Indonesia./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA-- Merespons visi pemerintahan baru Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan produktivitas bangsa, China menyatakan siap untuk meningkatkan investasi di berbagai sektor penting.

Penasihat Menteri untuk Kedutaan Besar China di Indonesia Liu Hongyang menyampaikan bahwa setiap tahunnya, Negeri Tembok Raksasa menyiapkan hingga US$1 miliar alokasi untuk investasi di luar negeri.

Kerjasama kami dan Indonesia kian meluas ke berbagai area penting. Sejauh apa kami dapat berinvestasi di Indonesia, itu akan bergantung pada peluang-peluang yang ada, ungkap Liu di Jakarta, Rabu (19/11).

Liu optimistis mengingat pemerintahan baru befokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, membangun infrastruktur, dan mengimplementasikan reformasi struktural.

China merupakan rekan kerjasama dagang terbesar Indonesia, dengan nilai perdagangan tahun lalu mencapai US$68,36 miliar. Data Kedubes China mencatat investasi langsung asing (foreign direct investment/FDI) nonfinansial di Indonesia meningkat 26,7% tahun lalu dari tahun sebelumnya ke nilai US$760 juta.

Di sisi lain, China dan Indonesia visi yang sama untuk mengembangkan pemanfaatan jalur laut untuk mendukung aktivitas ekonomi. Seperti diketahui, Jokowi berkomitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim, sedangkan Presiden China Xi Jinping ingin membangun jalur maritim sutra yang disebutnya sebagai 21st Century Maritime Silk Road.

Oleh karena itu, Liu menekankan penting bagi Indonesia dan China memperdalam kerjasama di berbagai bidang. Pertama, pembangunan infrastruktur. China menyorot persoalan infrastruktur telah lama menjadi hambatan pertumbuhan Indonesia.

"Kami memiliki teknologi, ahli, dan finansial memadai, kami siap berpartispasi dalam upaya Indonesia membangun infrastruktur melalui investasi, konstruksi, pembangkit listrik, jalan, bandara, dan jembatan," jelas Liu.

Kedua, kerjasa di bidang ekonomi maritim. Visi Poros Maritim Jokowi, menurut Liu, merupakan visi yang amat realistis dan prospektif bagi Indonesia sebagai negara kepulauan.

"China siap untuk menyinergikan visi maritim kami dan Indonesia. Kerjasama dapat melalui sektor transportasi laut, perikanan, eksplorasi gas dan minyak lepas pantai, riset, dan proteksi lingkungan."

Ketiga, pembangunan kawasan industri. Liu merujuk pada komitmen Jokowi untuk membangun lebih banyak kawasan industri. Saat berkunjung ke Indonesia Oktober 2013 lalu, Presiden Xi Jinping pun telah menandatangani kesepakatan untuk bekerjasama membangun smelter mineral.

Keempat, kerjasama di sektor pertanian. Setelah beberapa tahun terakhir fokus menggenjot industrialisasi, China kini menoleh lagi sektor pertanian. "Kami menyadari ketahanan pangan amat penting bagi kesejahteraan masyarakat banyak," ujar Liu.

Untuk kerjasama tersebut, China berkomitmen meningkatkan dukungan finansial, meningkatkan impor dari Indonesia, dan menyusun kesepakatan perdagangan bebas. "Kami ajak Indonesia bergabung dengan Asian Infrastructure Investment Bank untuk akses pembiayaan yang lebih luas," tegas Liu

Dalam beberapa kesepakatan perdagangan bebas, dengan Australia misalnya, China gencar mempromosikan ekspor produk-produk pertanian dan perkebunan. Pakta perdagangan bebas dimanfaatkan negara itu untuk mensejahterakan petani.

Sementara itu, Representatif IMF untuk Indonesia Benedict Benghim menyapaikan selain agresif menarik investasi, Indonesia perlu menjaga stabilitas ekonomi makro. Pasalnya, tantangan Indonesia ke depan tak mudah, karena sejumlah risiko global masih akan berlanjut.

"Untuk itu, Indonesia harus memastikan kestabilan ekonomi makro, menjaga sistem perbankan dan korporasi dari tekanan lingkungan global, dan meningkatkan keyakinan pada kemampuan diri sendiri," kata Ben pada kesempatan yang sama.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Setyardi Widodo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper