Bisnis.com, JAKARTA- Bank sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) mempertahankan kebijakan moneternya, selain tidak mengubah perkiraan prospek ekonominya yang optimististis di tengah terjadinya resesi ekonomi.
Pemerintah juga dilaporkan lebih memilih mengulur waktu lebih lama untuk mengukur pengaruh dari pelonggaran kebijakan bulan lalu.
Sebagaimana diperkirakan, BOJ melanjutkan pembelian obligasi pemerintah dan aset berisiko selain tetap meningkatkan basis uang maupun uang tunaidan deposito pada bank sentral. Nilai setiap tahunnya sebesar 80 triliun yen (US$683 miliar), menurut laporan bank tersebut.
"Ekonomi Jepang terus mengalami pemulihan secara moderat meski sejumlah kelemahan masih terjadi terutama terkait tingkat produktivitas," menurut laporan BOJ sebagaimana dikutip Reuters, Rabu (19/11/2014).
Bank sentral itu merevisi naik pandangannya terhadap ekspor dengan mengatakan kinerjanya “datar.” Sedangkan pada bulan lalu kondisi ekspor melemah.