Bisnis.com, NEW DELHI – Kendati data menunjukkan inflasi dan harga minyak dunia berangsur turun, Gubernur Reserve Bank of India (RBI) Raghuram Rajan menunjukkan sinyal enggan terburu-buru memangkas tingkat suku bunga.
Pasalnya, inflasi Oktober yang berada di level 5,52% (year-on-year) terus menimbulkan desakan pada Rajan untuk segera memangkas suku bunga. Desakan tersebut terutama datang dari Menteri Keuangan Arun Jaitley dan pebisnis India.
“Masyarakat berasumsi India tidak akan tumbuh signifikan tanpa pemangkasan suku bunga. Bank sentral berkukuh bahwa suku bunga bukanlah persoalan sesungguhnya,” jelas ekonom Nomura Holdings Inc, Sonal Varma di Mumbai, Kamis (13/11/2014).
Varma memprediksi Rajan akan tetap mempertahankan suku bunga 8% hingga akhir 2015. Sebelumnya, Rajan menjelaskan bahwa inflasi India masih jauh dari stabil seiring masih berlangsungnya konflik geopolitik di Ukraina dan normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat.
Menkeu Jaitley menilai saat ini tingkat suku bunga tinggi yang ditetapkan otoritas moneter tidak memberikan insentif sesuai pada sektor konstruksi. “Ini saatnya mempertimbangkan pemangkasan suku bunga,” kata Jaitley.
Seperti diketahui, India sempat terjebak pada inflasi tinggi beberapa bulan awal tahun ini, sehingga Rajan yang menjabat sejak 14 bulan lalu menaikkan suku bunga ke tingkat 8%. Rajan berambisi untuk menstabilkan inflasi India rata-rata 6% hingga Januari 2016. Di luar dugaannya, harga minyak yang terus jatuh mengakselerasi capaian inflasi rendah.