Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabinet Kerja: Mendag Siap Genjot Ekspor

Menteri Perdagangan Kabinet Kerja Rachmat Gobel menyatakan siap menggenjot ekspor selama lima tahun pemerintahannya.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan Kabinet Kerja Rachmat Gobel menyatakan siap menggenjot ekspor selama lima tahun pemerintahannya.

Salah satu caranya adalah dengan menggiatkan industrialisasi dan peningkatan nilai tambah produk ekspor serta menekan ekspor produk komoditas mentah.

"Saya targetkan nilai ekspor naik tiga kali lipat dalam 5 tahun, tapi dilihat dulu seperti apa sektor-sektornya," paparnya seusai serah terima jabatan di Jakarta, Senin (27/10).

Selain itu, pihaknya juga bakal membentuk Koalisi Promosi Nasional untuk menyatukan visi misi promosi, juga sebagai forum koordinasi antarinstansi kementerian terkait demi menciptakan produk Indonesia yang unggul di pasar global.

Di sisi lain, untuk mengamankan pasar dalam negeri dari serangan produk impor seluruh perangkat yang ada akan dioptimalkan seperti kebijakan antidumping, antisubsidi, pemngamanan perdagangan, tata niaga, bea masuk dan perangkat lainnya.

Adapun, program utama yang diprioritaskan dalam 100 hari pertama pemerintahannya adalah menjaga stabilitas dan pasokan bahan pangan menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru.

"Menjelang akhir tahun ini pasokan barang ke masyarakat harus selalu tersedia dan harga bisa terjangkau," imbuhnya.

Hal itu juga menjadi salah satu langkah strategis selain menyeimbangkan neraca perdagangan untuk mengatasi tiga masalah utama yang dihadapi Kementerian Perdagangan, yakni meningkatkan kinerja ekspor, neraca perdagangan dan stabilitas pasokan.

"Ketiga masalah itu menjadi fokus kerja Kementerian Perdagangan secepatnya," katanya.

Untuk pengamanan dan menjaga stabilitas harga, pihaknya akan terus memantau keseimbangan antara supply dan demand agar ketersediaan barang terjaga dan harga terjangkau oleh masyarakat, sehingga inflasi tetap dalam batas yang aman.

Selama Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Indonesia dengan Asean khususnya untuk nonmigas masih mengalami defisit sebesar US$0,26 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper