Bisnis.com, JAKARTA--Riset terbaru Friends of the Earth (FoE) International menunjukkan proyek REDD global merupakan solusi berisiko dan palsu atas persoalan perubahan iklim.
Hal itu ditunjukkan oleh FoE International dalam riset yang diluncurkan pada bulan ini berjudul The Great REDD Gamble: Time to Ditch Risky REDD for Community-based Approaches that are Effective, Ethical and Equitable. Terdapat tiga contoh global proyek REDD yang gagal untuk mengatasi masalah perubahan iklim.
Proyek itu adalah proyek percontohan the N'hambita di Mozambik, the Kalimantan Forests and Climate Partnership (KFCP) di Indonesia dan penerapan REDD+ di Peru. FoE menyatakan pelbagai proyek tersebut merupakan contoh nyata proyek global itu hanya memfasilitasi penggunaan energi fosil, daripada mencegahnya.
Riset FoE memaparkan proyek yang dilakukan di Mozambik, yang disebutkan merupakan model dari PBB dan sebagian didanai oleh Uni Eropa, secara jelas telah gagal mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial, ekonomi dan lingkungan.
"Sebagian besar petani yang dikontrak untuk menanam pohon tak mengerti mereka telah menyetujui untuk menjaga pohon selama 100 tahun, meski pembayaran akan terhenti setelah 7 tahun" demikian FoE dalam ringkasan eksekutifnya. "Ketika ditanya, mereka mengatakan dapat menebang semua pohon tapi setelah 7 tahun dan berpikir, kayu-kayu itu adalah manfaat dari proyek tersebut."
Khusus di Indonesia, KFCP yang dibiayai oleh Pemerintah Australia, menunjukkan proyek REDD+ gagal dalam konsultasi dan pelibatan komunitas lokal. Kegagalan itu adalah terjadinya pengabaian pengetahuan masyarakat soal rehabilitasi gambut dan pengendalian kebakaran. Riset itu mengemukakan bahwa KFCP justru memeruncing konflik agraria. Selain itu, deforestasi dan penyebaran perkebunan kelapa sawit tetap terjadi.
Sedangkan untuk kasus Peru, FoE menyatakan bagaimana REDD dapat digunakan untuk mengalihkan perhatian dari solusi asli untuk perubahan iklim, menjadi greenwash.
"Salah satu faktor umum yang muncul kuat dalam kasus ini adalah luar biasa mengganggunya pengaruh REDD pada masyarakat adat dan komunitas lokal," kata FoE. "Kami menemukan proyek REDD_ dapat menginjak-injak pengetahuan lokal dan mengganggu ketahanan pangan lokal."
FoE juga menyatakan proyek REDD dapat mempengaruhi komunitas marginal dalam negara-negara industri. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kuantitas kompensasi antara program di California, AS dengan pelbagai proyek REDD di Mexico atau Brazil, yang mengakibatkan negara bagian itu tetap dapat melanjutkan polusinya.