Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hebat, Bawang dari Cirebon Dieskpor ke Luar Negeri

Kabupaten Cirebon Jawa Barat mampu mengekspor bawang merah ke sejumlah negara dan tahun ini diprediksi sebanyak 2.500 ton.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, CIREBON - Kabupaten Cirebon Jawa Barat mampu mengekspor bawang merah ke sejumlah negara dan tahun ini diprediksi sebanyak 2.500 ton.

Tujuan negara ekspor bawang merah dari Kabupaten Cirebon adalah Thailand, Malaysia dan Vietnam untuk jenis bawang merah ilokos.

Sekretaris Dewan Bawang Nasional Mudatsir mengatakan jenis bawang merah ilokos memiliki spec yang disukai oleh konsumen di beberapa negara di Asia.

Dia menuturkan petani memperoleh benihnya dari hasil impor dan hasil produksi bawangnya juga tidak dipasarkan di pasar lokal.

"Jenis bawang ilokos kurang disukai konsumen lokal makanya hasilnya diekspor," katanya kepada Bisnis, Senin (13/10/2014).

Mudatsir mengungkapkan harga jual bawang merah ilokos berkisar Rp12.000 per kg dan biasanya diekspor saat menjelang akhir tahun.

"Masa panennya biasanya Oktober-Nopember setiap tahunnya. Kami harap panen kali ini bisa memproduksi bawang lebih besar dari sebelumnya dan banyak diserap pasar," ujarnya.

Ketua Harian Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat Entang Sastraatmaja mengatakan ekspor bawang bisa diperbanyak jika pemerintah harus memperbesar anggaran guna memberikan modal ke petani.

"Pemerintah harus memperbesar anggaran untuk hortikultura, karena selama ini yang dibesarkan adalah untuk padi," katanya.

Dia menjelaskan tidak jarang petani merugi akibat gagal panen yang diterima mereka.

"Saat panen raya rata-rata harga produksi bawang merah terkadang anjlok. Hal ini dikarenakan kurangnya perhatian dari pemerintah kepada petani," ujarnya.

Kepala Bidang Produksi Hortikultura Dinas Pertanian dan Tananaman Pangan Jawa Barat Obas Firmansyah mengatakan untuk menstabilkan harga bawang merah terutama di tingkat petani, tentunya harus ada upaya pascapanen.

“Upaya pascapanen ini selalu diabaikan yang akhirnya selalu ada importasi, sehingga merugikan petani,” katanya kepada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper