Bisnis.com, JAKARTA—Seluruh anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) diminta meredam ego koalisi agar musyawarah dan mufakat tercapai dalam pemilihan pimpinan yang digerlar hari ini, Selasa (7/10/2014).
Pengamat politik UGM Ari Dwipayana mengatakan anggota MPR harus mengerti fungsi dan tugas dari MPR. “Hingga sidang diskors, sepertinya belum ada kesepakatan bulat untuk musyawarah. Ego kepentingan mereka masih besar,” katanya.
Saat ini, tugas MPR memang tidak seberat DPR. Namun cukup strategis mengingat tugas yang a.l. memberikan persetujuan pemakzulan presiden yang diusulkan oleh DPR dan melakukan amandemen terhadap UUD 1945.
“Jadi, secara tidak langsung, pimpinan MPR harus dipilih bukan atas kepentingan partai politik.”
Saat ini rapat masih diskors oleh pemimpin sidang hingga pukul 13.30 WIB, untuk mengerucutkan kesepakatan dari kelompok DPD dan masing-masing fraksi.
Meski demikian, paripurna DPD pada Senin (6/10) telah menyepakati untuk mengusung satu nama, yaitu Oesman Sapta Odang yang masuk dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Hal itu sesuai dengan Peraturan Tata Tertib MPR pasal 21 yang mengatur soal pengajuan paket calon pimpinan MPR.
Namun, Koalisi Merah Putih (KMP) mempermasalahkan pengajuan satu nama calon pimpinan MPR dari DPD itu. Alhasil, sidang yang dimulai 1 jam lebih lambat dari jadwal tersebut penuh dengan interupsi dari KMP.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham meminta kepada DPD untuk mengajukan nama lain selain Osman Sapta Odang.