Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemacetan Ciputat Makin Parah

Tingkat kemacetan lalu lintas jalan di wilayah Ciputat dan Pamulang, Tangerang Selatan cenderung semakin parah, terutama pada jam sibuk berangkat dan pulang kerja serta saat libur akhir pekan.

Bisnis.com, JAKARTA-Tingkat kemacetan lalu lintas jalan di wilayah Ciputat dan Pamulang, Tangerang Selatan cenderung semakin parah, terutama pada jam sibuk berangkat dan pulang kerja serta saat libur akhir pekan.

Arus lalu lintasnya tersendat akibat peningkatan volume kendaraan yang melintas, terutama saat antre di hampir seluruh persimpangan jalan antara lain Bampu Apus, Duren dan Kompas.

Peningkatan volume kendaraan tersebut sebanding dengan pesatnya pertumbuhan pembangunan properti berupa komplek perumahan skala kecil berupa klaster dengan unit yang terbatas.

Perumahan jenis klaster dengan jumlah rumah sekitar 10-25 unit bermunculan di sepanjang Jl WR Supratman, Jl Kompas, Jl Cendrawasih dan Jl Merpati, yang dipasarkan dengan harga awal sekitar Rp600 juta per unit.

Minimal harga unit rumah tersebut menunjukkan kelas sosial ekonomi penghuninya yang kemudian semakin diperjelas oleh keberadaan kendaraan yang diparkir di garasinya.

Muhtadi, warga Gang Menjangan Jl Kompas Ciputat, mengatakan perempatan Kompas, Duren dan Bampu Apus menjadi langganan macet pada jam sibuk pagi dan sore maupun saat hari libur.

“Apalagi pada akhir pekan, Sabtu dan Minggu, banyak mobil turun ke jalan, yang biasa hanya nongkrong di garasi karena ditinggal pemiliknya ke kantor naik kereta rel listrik atau moda angkutan umum yang lain,” katanya, Senin (6/10/2014).

Menurutnya, kondisi jalan pada Sabtu dan Minggu, serta hari libur nasional cenderung lebih macet karena banyak orang yang berlibur dengan kendaraan pribadinya setelah sepekan didiamkan di garasinya.

Sementara itu Suryoyo Alimoeso, Dirjen Hubungan Darat Kementrian Perhubungan, mengungkapkan pembangunan perumahan di Jakarta dan daeah sekitarnya cenderung tidak memperhatikan analisis dampak lalu lintasnya.

“Selain itu ketika membangun baru atau memindahkan permukiman yang ada di Jakarta ke luar, sering tidak pernah ada uji transportnya,” ujarnya.

Dia menegaskan pemerintah kota, kabupaten dan provinsi telah memberikan izin membangun properti, tetapi pengembang tidak pernah menjelaskan mengenai uji transport dan analisis dampak lalu lintasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nurudin Abdullah
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper