Bisnis.com, DENPASAR --Badan Pusat Statistik Bali mencatat inflasi bulanan di pulau ini pada September sebesar 0,33%. Sedangkan inflasi kumulatif periode Januari-September sebesar 3,74%, dan tahunan 4,59%.
Kepala BPS Bali Panusunan Siregar mengatakan kenaikan masih terjaga, pasalnya inflasi bulanan dipatok tidak boleh melebihi 0,5% untuk memenuhi target akhir tahun sebesar 5,2%.
Meski demikian, Bali tetap harus waspada karena ancaman inflasi tinggi masih berpotensi di akhir tahun.
“Tentunya belum bisa lega, karena pengamatan saya Natal akan cukup lumayan, dan ditambah Hari Raya Galungan, jadi potensial naik” tuturnya, Rabu (1/10).
Indeks yang menopang kenaikan inflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik, serta gas dan bahan bakar 0,96%, kelompok kesehatan 0,29%, sandang 0,15%, pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,14%, serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,03%.
Sementara komoditas yang naik sepanjang September adalah tarif listrik, bahan bakar rumah tangga, daging ayam ras, dan cabai merah. Khusus bahan bakar elpiji, Panusunan menegaskan meski ada kenaikan tidak ada pengaruh terhadap inflasi.
"Tidak seperti fenomena BBM, kalau elpiji tidak ada pengaruhnya," ungkap dia.