Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aset Perbankan Umum di Sulsel Tumbuh 9,35%

Pertumbuhan aset perbankan umum yang beroperasi di Sulawesi Selatan terus mencatatkan kinerja yang stabil hingga kuartal III/2014.

Bisnis.com, MAKASSAR - Pertumbuhan aset perbankan umum yang beroperasi di Sulawesi Selatan terus mencatatkan kinerja yang stabil hingga kuartal III/2014.

Berdasarkan data Bank Indonesia Wilayah I Sulampua, seluruh indikator kinerja perbankan mencatatkan pertumbuhan positif.

Aset perbankan umum di Sulsel per Agustus 2014 mencapai Rp95,6 triliun  atau tumbuh 9,35% dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu.

Kepala Kantor BI Wilayah I Sulampua Suhaedi mengatakan pertumbuhan aset tersebut ditopang penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang naik menjadi Rp61,9 triliun, tumbuh 13,46% dari tahun lalu.

Dia menyampaikan, penghimpunan tabungan masih memberikan kontribusi terbesar mencapai Rp33,8 triliun, diikuti deposito Rp19,5 triliun kemudian giro sebesar Rp8,6 triliun.

"Hingga Agustus lalu, kelompok bank swasta nasional yang mencatatkan pertumbuhan aset tertinggi dibandingkan dengan bank pemerintah maupun bank asing dan campuran yang beroperasi di Sulsel," katanya, Selasa (30/9/2014).

Sementara itu, penyaluran kredit oleh perbankan per Agustus 2014 mencapai Rp85,1 triliun dengan pangsa kredit produktif sebesar 57,4% terhadap total pinjaman yang disalurkan.

Menurut Suhaedi, tren peningkatan kredit produktif terjadi pada hampir semua sektor ekonomi kecuali industri pengolahan, pertambangan dan sektor jasa.

Pertumbuhan juga terjadi segmen kredit konsumsi sebesar 9,7% menjadi Rp36,2 triliun dari Rp33,1 triliun pada posisi Agustus 2013 lalu.

"KPR menjadi penyumbang terbesar penyaluran krdit konsumsi dari perbankan dengan porsi 34,2% kemudian multiguna 31,9% dan KKB 10,9%. Selebihnya berasal dari kredit konsumtif lainnya," papar Suhaedi.

Di sisi lain, lanjutnya, laju konsumsi diprediksi bakal tetap tinggi pada beberapa bulan kedepan seiring dengan indeks keyakinan konsumen (IKK) di Sulsel yang berada pada level optimis 131,31 poin.

Bank sentral juga memperkirakan kecenderungan tersebut ditopang pula ketersediaan lapangan kerja maupun kegiatan usaha di daerah ini.

"Kendati demikian, tekanan inflasi masih akan sangat terasa hingga 6 bulan kedepan. Itu dipengaruhi karena perayaan hari besar kegamaan dan intensitas curah hujan yang relaif tinggi sehingga mempengaruhi jalur distribusi barang," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper