Bisnis.com, BANDUNG - Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jabar mengungkapkan hasil penelitian, air yang mengalir di Sungai Citarum masih terdapat banyak zat kimia berbahaya bagi kehidupan manusia dan lingkungan hidup sekitarnya.
"Banyak jenis zat berbahaya seperti mercuri, kadnium atau timah hitam yang mengalir di Sungai Citarum," kata Kepala BPLHD Jabar Anang Sudarna kepada wartawan di Bandung, Selasa (30/9/2014).
Dia menuturkan kondisi Sungai Citarum itu mengalir berbagai jenis limbah yang bersumber dari industri, rumah tangga, maupun peternakan.
Menurut dia, air mengalir di Sungai Citarum yang sudah tercemar parah itu berbahaya jika dimanfaatkan masyarakat.
"Jadi air di Sungai Citarum itu bahaya buat manusia, tidak boleh digunakan," katanya.
Dia menyebutkan persentase limbah bahaya yang mengalir ke Citarum yaitu sebanyak 40 persen limbah industri dan 45% limbah domestik atau rumah tangga, sisanya lain-lain seperti limbah pertanian dan kotoran hewan.
Selain Sungai Citarum, lanjut dia, beberapa sungai di Jabar yakni Ciliwung, Cimanuk, Citanduy, Cibeet, dan Cilamaya kondisi airnya juga sudah buruk.
"Kondisi sakit parah ini bukan sungai saja, termasuk Waduk Saguling dan Waduk Cirata, setiap tahunnya jutaan ton lumpur masuk kesana menjadi sedimentasi," katanya.
Terkait dengan kerusakan lingkungan itu, kata Anang, pihaknya bersama seluruh elemen masyarakat terus berusaha untuk mengembalikan Sungai Citarum bersih dan bebas dari limbah yang mengandung zat berbahaya.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menargetkan 2018 Sungai Citarum kembali bersih dan airnya dapat digunakan untuk kebutuhan masyarakat.
"Jadi pemerintah provinsi dengan semua pihak terus berusaha menjadikan Sungai Citarum dari hulu sampai hilir, bersih," katanya.