Bisnis.com, JAKARTA - Isu soal sikap pemerintah dan DPR yang berkukuh menaikkan belanja pegawai untuk tahun depan menjadi sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Selasa (30/9/2014).
Selain isu, nilai tukar rupiah yang melemah lagi awal pekan ini dan persoalan target lifting minyak 900.000 barel per hari yang sulit dicapai.
Berikut ini ringkasan berita-berita utama media Ibu Kota:
Jokowi Kian Terbebani
Di tengah skenario besar pengetatan fiskal dan moneter yang ditempuh sejak tahun lalu, pemerintah dan DPR berkukuh menaikkan belanja pegawai untuk tahun depan hingga 13,5%, jauh lebih tinggi dari kenaikan pendapatan yang dipatok 9,7% (Bisnis Indonesia).
Politik Ganggu Rupiah
Nilai tukar rupiah melemah lagi awal pekan ini hingga menyentuh Rp12.120 per dolar AS, diduga akibat sentimen politik domestik Indonesia. Rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS, The Fed, turut mendorong pelemahan rupiah. Meski demikian, Bank Indonesia menilai, pelemahan kali ini bukan karena faktor fundamental (KOMPAS).
Pebisnis Tergencet Pelemahan Rupiah
Rupiah terkapar ke level terendah selama tujuh bulan terakhir. Menutup perdagangan kemarin (29/9), kurs tengah BI menyentuh Rp12.120 per dolar AS. Tak pelak, kondisi ini menimbulkan kecemasan bagi para pebisnis. Apalagi, tren pelemahan rupiah diprediksi masih berlanjut (KONTAN).
Lifting Sulit Naik Tanpa Kejelasan SKK Migas
Target lifting minyak 900 ribu barel per hari dan gas 1,24 juta barel setara minyak per hari pada 2015 sulit dicapai selama status Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tidak jelas. Upaya mendongkrak lifting minyak dan gas membutuhkan kepastian hukum dan hal itu sangat terkait dengan status SKK Migas (INVESTOR DAILY).