Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surabaya Gelar Kompetisi Peneliti Muda

Sebanyak 217 pelajar tingkat SMP, SMA dan SMK se- Surabaya mengikuti kompetisi peneliti muda di ajang Surabaya Young Scientist Competition 2014 yang digelar oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, SURABAYA -- Sebanyak 217 pelajar tingkat SMP, SMA dan SMK se- Surabaya mengikuti kompetisi peneliti muda di ajang Surabaya Young Scientist Competition 2014 yang digelar oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya.

Jumlah pelajar tersebut meningkat dibandingkan peserta kompetisi peneliti muda yang digelar tahun lalu yakni sekitar 160 peserta dari tingkat SMP hingga SMK.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan pemerintah kota Surabaya ingin menghidupkan rasa keingintahuan siswa-siswi di Surabaya melalui pengamatan terhadap lingkungan, penelitian hingga mengaplikasikan ilmu yang didapat di sekolah menjadi nyata.

"Saya senang tahun ini pesertanya semakin banyak. Harapan saya, temuannya anak-anak bisa aplikatif dan problem solving sehingga bisa bermanfaat bagi banyak orang. Saya ingin di Surabaya lahir peneliti muda yang sukses dan temuannya dipakai industri dunia," ujarnya usai membuka acara Surabaya Young Scientist Competition 2014, di Gedung Perpustakaan Bank Indonesia, Rabu (24/9/2014).

Dia menginginkan agar para pelajar di Surabaya tidak hanya menjadikan aktivitas penelitian sebagai tugas sekolah, praktik atau sekadar untuk mengikuti lomba. Risma juga berharap bahwa agar kesan kurang pergaulan bagi seorang peniliti bisa terhapus sejalan dengan karya-karya yang dapat dihasilkan para peneliti muda tersebut.

"Selama ini peneliti itu dianggap kuper [kurang pergaulan] dan tidak ada duitnya, padahal bila produk hasil penelitian memang menarik dan berguna, justru itu akan bisa menjadi sumber penghasilan bagi si peneliti," imbuhnya.

Risma mencontohkan kisah sukses siswa Petra 5 bernama Linus Nara yang pernah berhasil membuat produk helm berpendingin. Helm berpendingin tersebut kini telah diproduksi massal dan sudah dikontrak oleh sebuah perusahaan sehingga membuat Nara kebanjiran hasil royalti produknya.

"Penemu Twitter [Jack Dorsey], hasil temuan awalnya juga hanya dipakai di kampusnya saja. Kini, dia sudah jadi salah satu orang terkaya di dunia. Jadi tidak benar kalau jadi peneliti itu minim penghasilan karena lama di laboratorium. Saya tahu ini sulit, tetapi selama kalian punya kemauan, anak-anak akan bisa," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper