Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HEWAN KURBAN: Harga Naik 40%, Tidak Wajar

Harga hewan kurban pada tahun ini di Jabar mengalami kenaikan sebesar Rp30-40%. Besaran kenaikan tersebut dianggap menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah penjualan hewan kurban berlangsung.

Bisnis.com, BANDUNG - Harga hewan kurban pada tahun ini di Jabar mengalami kenaikan sebesar Rp30-40%. Besaran kenaikan tersebut dianggap menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah penjualan hewan kurban berlangsung.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia Yudi Guntara Noor mengatakan, melihat jejak pengalaman tahun sebelumnya kenaikan harga hewan kurban tidak lebih dari 10%. Melonjaknya harga terbilang wajar karena tingginya permintaan pasar.
 
"Tingginya kenaikan harga ini merupakan refleksi dari persedian hewan ternak lokal yang jumlahnya sangat kurang," katanya, kepada Bisnis, Jumat (19/9/2014).
 
Saat ini, menurut dia, harga untuk sapi peranakan mongol rerata di jual dengan harga hidup Rp55.000/kg. Dengan demikian apabila berat 300 kg harga setiap ekornya mencapai Rp16,5 juta per ekor. Sedangkan untuk harga domba Garut per kg mencapai Rp80.000-85.000 per kg.
 
Berdasarkan informasi yang dimilikinya, perputaran uang dalam bisnis penjualan hewan kurban ini dalam satu musim bisa mencapai Rp1,5 triliun. Jumlah tersebut merupakan hasil akumulasi transaksi jual-beli hewan kurban secara nasional.
 
Di Jabar sendiri, 70% kebutuhan sapi potong masih mengandalkan pasokan dari luar. Sedangkan untuk domba dan kambing terbilang surplus bahkan bisa memenuhi kebutuhan daerah lain.
 
Secara terpisah, Dinas Peternakan Jawa Barat memastikan ketersediaan hewan kurban pada tahun ini dalam kondisi aman bahkan surplus. Kepala Kepala Dinas Peternakan Jabar Dody Firman menyebutkan, dari kebutuhan sapi sekitar 52.000 ekor untuk momen Idul Adha, saat ini stok yang tersedia sebanyak 79.000 ekor. 
 
Begitu juga dengan kambing stoknya mencapai 61.000 ekor, sedangkan kebutuhannya sekitar 37.000 ekor. Apalagi domba yang angka surplusnya luar biasa besar. Dari kebutuhan domba sekitar 143.000, saat ini tersedia sekitar 581.000.
 
"Yang menjadi kekhawatiran adalah kenaikan harga yang terlalu tinggi. Terlebih setiap tahun harganya selalu meningkat," ujarnya.
 
Harga domba pada tahun sebelumnya dijual seharga Rp1,75 juta/ekor meningkat menjadi Rp 2 juta/ekor pada 2013. Lalu sekarang bisa mencapai Rp2,5 juta/ekor, bahkan bisa lebih dari itu harganya.
 
"Tetapi yang lebih dikhawatirkan lagi adalah ketika harga hewan kurban tinggi, sedangkan hewannya tidak tersedia. Hal inilah yang benar-benar kami antisipasi agar jangan sampai terjadi," katanya.
 
Menurutnya, peningkatan kebutuhan hewan kurban meningkat rata-rata sekitar 10% per tahun. Meski begitu, dirinya tetap bersyukur karena persediaan hewan kurban masih mencukupi.
 
Diakuinya, kebutuhan hewan kurban terutama untuk sapi masih mengandalkan sapi yang didatangkan dari luar Jabar. Kontribusi pasokan sapi lokal Jabar hanya 20% dan sisanya yang 80% dipasok dari luar.
 
"Karena kultur masyarakat Jabar yang lebih senang beternak kerbau. Sehingga ketika ada peralihan kebutuhan akan sapi, maka kami harus mendatangkanya dari luar," tuturnya.
 
Menurut dia, Jabar bagian Selatan seperti Garut, Tasikmalaya, Ciamis, dan lain-lain sejauh ini menjadi sentra peternakan sapi. Sementara populasi domba terbesar di Jabar ada di Purwakarta. Garut yang notabene terkenal dengan dombanya, hanya menempati posisi ketiga. Populasi kambing sendiri lebih merata, tidak terpusat di satu wilayah.
 
"Meksipun harga tinggi yang penting bagi kami adalah barang masih tersedia. Karena dengan harga tinggi, tapi barang tidak tersedia itu yang akan menimbulkan gejolak," ujarnya.
 
Lebih lanjut dia mengatakan, kondisi yang terjadi saat ini di lapangan adalah ada saling tarik menarik harga antara peternak dengan pedagang. Arus informasi yang semakin kencang membuat para peternak pun melek informasi terkait harga jual hewan kurban.
 
Misalnya, terang dia, harga jual daging sapi Rp 55.000/kg berat hidup. Karena mengetahui hal tersebut, peternak memasang harga Rp 50.000/kg. Pedagang pun menjadi kewalahan, sebab dia harus menghitung biaya distribusi, pakan dan lain-lain.
 

"Hal seperti itu yang sedang kami dalami dan coba pecahkan agar masyarakat bisa tetap membeli hewan untuk keperluan kurban," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper