Bisnis.com, BANGKOK – Bank sentral Thailand kembali mempertahankan suku bunga rendah 2% seiring rencana negara tersebut untuk mendorong pertumbuhan melalui peningkatan belanja domestik.
Analis Aberdeen Asset Management, Adithep Vanabriksha menyampaikan bank sentral memang sebaiknya mempertahankan tingkat suku bunga pada level rendah dalam beberapa waktu ke depan untuk mestimulasi aktivitas ekonomi negara tersebut.
“Aktivitas ekonomi akan kembali meningkat pada semester kedua, meski saat ini situasi masih tidak menentu. Namun hal tersebut juga bergantung pada kebijakan pemerintah,” kata Vanabriksha di Bangkok, Rabu (17/9).
Seperti diketahui, pemimpin Thailand Prayuth Chan-Oca tengah menyeleksi tokoh untuk menempati kursi kabinet Thailand, demi mempercepat proses reformasi politik Thailand.
Selasa (16/9) lalu, parlemen telah menyetujui rencana anggaran negara senilai 2,58 triliun baht atau setara US$80 miliar untuk 2015.
Prayuth bahkan mengalokasikan sejumlah dana untuk program-program yang dapat mendorong belanja konsumen.
Sempat diprediksi mengalami resesi akibat kondisi ekonomi yang tidak menentu pascakudeta Mei lalu, PDB Thailand ternyata mampu tumbuh 0,9% setelah terkontraksi 1,9% pada kuartal pertama.
Adapun target pertumbuhan pada 2014 adalah 1,5%-2%.