Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surplus Beras, Bulog Jateng Pasok Jabar & Sumbar

Bulog Divisi Regional Jawa Tengah tahun ini mengirimkan stok beras sebanyak 43.500 ton ke wilayah Sumatera Barat dan Jawa Barat.

Bisnis.com, SEMARANG—Bulog Divisi Regional Jawa Tengah tahun ini mengirimkan stok beras sebanyak 43.500 ton ke wilayah Sumatera Barat dan Jawa Barat.

Kepala Bulog  Divisi Regional Jateng Damin Hartono mengatakan pengiriman beras dilakukan mengingat pasokan beras di Jawa Tengah surplus hingga Juni 2015.

Dia menuturkan pengiriman beras yang sudah terealisasi tahun ini yakni sebanyak 35.500 ton, dengan skema pembagian Sumatera Barat sebanyak 5.500 ton dan Jawa Barat 30.000 ton.

Adapun wilayah Jawa Barat yang akan dikirim lagi sebanyak 8.000 ton, sehingga jumlah total beras yang dikirim ke dua wilayah tersebut yakni 43.500 ton.

“Kebutuhan beras di Jateng lebih dari surplus, makanya sisanya kami kirim ke Sumbar dan Jabar,” kata Damin, Senin (15/9).

Damin menuturkan serapan beras yang ada di Bulog hingga bulan ini mencapai 25.000 ton, dengan rata-rata per hari berkisar 1.000 ton-2.000.

Menurutnya, musim kemarau tahun ini belum begitu berpengaruh signifikan terhadap hasil panen padi dari petani.

Menurutnya, masa panen dalam kondisi normal rerata di Jateng mencapai 6.000 ton/hari. Adapun serapan beras di luar musim panen, kata Damin, mencapai 1.000 ton per hari.

“Semua divre berkontribusi terhadap pasokan beras, baik dari Pati, Kudus, Solo, Banyumas. Pekalongan juga menyumbang cukup banyak,” ujarnya.

Damin tidak khawatir terhadap stok beras yang ada di Jawa Tengah. Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, ujarnya, Jawa Tengah selama ini surplus beras dengan kalkulasi pasokan cukup untuk kebutuhan tahun berikutnya.

Pengadaan beras di Bulog Jateng, kata dia, tahun ini mencapai 410.000 ton atau lebih sedikit dibandingkan tahun lalu sebanyak 780.000 ton.

Pihaknya berharap realisasi tahun ini bisa mencapai 500.000 ton dengan pertimbangan masih banyak wilayah produktif pertanian.

“Produksi beras secara nasional mengalami penurunan. Apalagi sekarang adanya dampak el-nino. Mudah-mudahan realisasi pengadaan bisa 500.000 ton,” paparnya.

Sementara hasil survei Badan Pusat Statistik Jateng pada Juli menunjukkan kadar air gabah kurang baik dibandingkan produksi Juni dengan kualitas gabah kering panen (GKP) 12,3% dan gabah kering giling (GKG) 18,09%.

Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Jateng Totok Tavirijanto menuturkan harga gabah per Juli mengalami kenaikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

“Untuk harga menurut kualitas tercatat GKG di tingkat petani Rp4.374 dan GKP Rp4.001 per kilogram. Semuanya naik dari harga sebelumnya."  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper