Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi India Melambat

Upaya Perdana Menteri Narendra Modi untuk menekan laju kenaikan harga India tampaknya mulai menunjukkan hasil. Inflasi India melambat ke level 7,8% pada Agustus (year-on-year), melambat dari bulan sebelumnya yaitu 7,96% sekaligus lebih kecil dari estimasi ekonom yaitu 7,83%.

Bisnis.com, NEW DELHI – Upaya Perdana Menteri Narendra Modi untuk menekan laju kenaikan harga India tampaknya mulai menunjukkan hasil.

Inflasi India melambat ke level 7,8% pada Agustus (year-on-year), melambat dari bulan sebelumnya yaitu 7,96% sekaligus lebih kecil dari estimasi ekonom yaitu 7,83%.

Laporan yang dipublikasikan Kementerian Statistik India tersebut juga menunjukkan produksi industri naik 0,5% pada  Juli, melambat dari peningkatan 3,94% pada Juni dan juga lebih rendah dari prediksi ekonom yaitu peningkatan 1,8%.

Data ini akan mengurangi tekanan bagi para pengambil kebijakan negara tersebut yang telah lama mempertahankan tingkat suku bunga tinggi 8% untuk mengendalikan inflasi tertinggi di Asia tersebut.

Kini saatnya menunggu kebijakan Modi untuk meningkatkan pendapatan negara melalui penerimaan pajak.

“Data mengindikasikan pemerintah harus segera mengatasi inflasi harga bahan-bahan pangan, atau tingkat inflasi secara keseluruhan tidak akan membaik,” kata ekonom Bank of baroda, Rupa Rege-Nitsure di Mumbai, Sabtu (13/9).

Harga makanan merupakan penyumbang tertinggi inflasi, naik 9,16% (yoy) pada Agustus terdorong oleh kenaikan 24% harga buah-buahan dan 15% sayur-sayuran. Adapun harga bahan bakar naik 4,15%.

Pemerintah menargetkan tingkat inflasi tak lebih dari 8% hingga 2015 dan menjadi 6% pada 2016 mendatang. Harga bahan pangan yang tinggi telah mencekik jutaan warga miskin India yang hidup dari tak lebih US$2 per hari.

Modi yang terpilih pada 22 Mei lalu menjadi harapan masyarakat negara tersebut untuk menekan laju inflasi tinggi yang telah membelit India belasan tahun. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Rustam Agus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper