Bisnis.com, BEIJING – Kendati dihujani kritik oleh Kamar Dagang Industri (KADIN) Uni Eropa dan Amerika Serikat karena dinilai bersikap tidak adil pada korporasi asing, China tidak memutuskan berhenti dari aktivitas investigasinya untuk menegakkan hukum antimonopoli.
Hingga saat ini, negara tersebut masih melakukan investigasi pada beberapa perusahaan kelas dunia seperti Microsoft Corp dan Volkswagen AG. Meski dinilai hanya menyasar perusahaan asing, regulator China mengaku hanya 10% perusahaan asing yang dilibatkan dalam pemeriksaan tersebut.
“Laporan yang ditujukan pada kami itu tidak mengandung fakta dan mengulang-ulang informasi palsu,” ungkap dewan National Development and Reform Commission (NDRC), Xu Kunlin di Beijing, Jumat (11/9).
Xu merujuk pada laporan yang diterbitkan oleh Kadin Uni Eropa yang mengkritik investigasi tersebut. Dalam laporannya, NDRC merincikan bahwa hanya 33 dari total 335 perusahaan yang diperiksa, merupakan perusahaan asing.
Merespons pernyataan otoritas tersebut, Kepala Kadin Uni Eropa di China Jorg Wuttke menyampaikan ia menghormati pembelaan tersebut dan ingin segera menggelar diskusi terkait penegrakan regulasi antimonopoli untuk menghindari kesalahpahaman.
Pasalnya, menurut Kadin AS dan Uni Eropa, mereka juga tidak diperkenankan menggunakan perangkat hukum seperti pengacara selama pengadilan berlangsung. Hal ini menyebabkan beberapa perusahaan asing didenda dengan jumlah yang tidak sedikit.
Akhir Agustus lalu, NDRC yang berwenang melakukan investigasi tersebut, mengenakan total denda 1,24 miliar yuan atau setara US$200 juta pada seluruh pabrik mobil asing yang diinvestigasi. Terbanyak didenda adalah pabrik mobil asal Jepang yaitu 12 pabrik, disusul pabrik asal AS dan Uni Eropa.
Ekonom Fujitsu Research Institute Jin Jianmin menilai China telah membabibuta menginvestigasi pabrik-pabrik asing yang beroperasi di negara tersebut.
“Pada dasarnya, tidak ada masalah dengan upaya penegakan hukum tersebut. Yang menjadi masalah adalah jika hanya memeriksa perusahaan asing, namun menutup mata pada perusahaan domestik,” kata Jianmin di Tokyo.
Di sisi lain, otoritas China juga mendapat peringatan dari berbagai pihak mengenai aktivitas investigasi tersebut yang dinilai dapat merusak citra dan daya tarik negara tersebut di mata negara lain.