Bisnis.com, JOHANNESBURG – Sektor manufaktur Afrika Selatan anjlok ke level terendah dalam 5 tahun pada Juli, menyusul pemogokan selama 4 bulan yang menekan laju produksi.
Kantor statistik Afsel melaporkan produksi pabrik Afsel turun 7,9% (year-on-year) pada Juli, setelah berekspansi 0,2% pada bulan sebelumnya. Adapun konsensus ekonom sebelumnya mengestimasikan produksi terkontraksi 5,8%. Adapun produksi sektor tambang jatuh 7,7% pada Juli.
Ekonom ETM Analytics, Manisha Morar menyampaikan kontraksi produksi tidak hanya terjadi pada sektor manufaktur, namun juga pada sektor pertambangan.
“Tampaknya pemerintah tidak akan mengubah tingkat suku bunga, yang diputuskan pada pekan depan,” kata Morar di Johannesburg, Kamis (11/9/2014).
Saat ini, tingkat suku bunga Afsel adalah 5,75%, terdorong oleh inflasi yang berada di atas rentang bank sentral yaitu 3%-6%.
Seperti diketahui, 220.000 pekerja memutuskan untuk mogok karena menilai perusahaan tidak memberikan upah layak. Situasi ini mendorong beberapa perusahaan tutup dan menghentikan produksi mereka.
Pemogokan terjadi pada industri pembuat mobil, pabrik platinim, dan pabrik tambang. Padahal, sektor manufaktur menyumbang porsi 20% pada pertumbuhan ekonomi. Negara perekonomian di Benua Afrika tersebut diprediksikan tumbuh pada level terendahnya sejak 2009.
“Prospek sektor manufaktur dan tambang tampaknya masih buruk, mengingat permintaan eksternal pun tidak menentu,” kata Morar.