Bisnis.com, TOKYO – Indeks bisnis (business survey index/BSI) korporasi Jepang melaju positif ke nilai +12,7 pada Juli-September setelah berada di area negatif -13,9 pada tiga bulan sebelumnya, mengindikasikan kondisi pemulihan bisnis Negeri Sakura terakselerasi pada kuartal III tahun ini.
Hasil survei yang dilakukan Kementerian Keuangan dan Pemerintah Jepang tersebut menguatkan ekspektasi pemulihan sektor manufaktur akan segera mengerek pertumbuhan ekonomi yang masih lesu setelah kenaikan pajak penjualan.
Kepala ekonom RBS Securities, Junko Nishioka menyampaikan pendapat senada. Menurutnya, aktivitas bisnis mulai menampakkan gairah dan dampak negatif kenaikan pajak penjualan perlahan pudar.
“Secara umum, pemulihan aktivitas korporasi melaju positif,” kata Nishioka di Tokyo, merespons laporan tersebut. Adapun BSI diprediksikan akan berada di level +15,1 pada kuartal terakhir tahun ini.
Data peningkatan aktivitas bisnis akan menjadi salah satu indikator utama bagi Perdana Menteri Shinzo Abe untuk mempertimbangkan apakah ia akan kembali menaikkan pajak penjualan menjadi 10% dari 8% saat ini.
Jika aktivitas korporasi kembali menunjukkan performa baik, hal tersebut diharapkan akan berdampak positif yaitu kenaikan upah dan peningkatan belanja konsumen.
Seperti diketahui, belanja konsumen Jepang tengah beku sehingga menyulitkan pencapaian terget inflasi 2% oleh pemerintah.
Adapun sentimen antara korporasi-korporasi nonmanufaktur telah terdampak signifikan oleh kenaikan pajak penjualan, dengan indeks +10,2 dari kuartal sebelumnya -15,0.
Di sisi lain, indeks sektor jasa diprediksi melambat ke indeks +7,2 pada kuartal terakhir tahun ini.
Data yang sama menunjukkan korporasi-korporasi sektor manufaktur berencana meningkatkan belanja modal mereka sebesar 13,3% pada tahun fiskal mendatang, naik dari 10,8% pada periode sebelumnya.
Sementara itu, sektor nonmanufaktur berencana merealisasikan investasi bisnis sebesar 2%, naik dari realisasi sebelumnya yaitu 1,5%.