Bisnis.com, TOKYO – Para pengambil kebijakan Jepang merespons pelemahan yen dengan mengatakan fluktuasi mata uang tersebut sama sekali tidak berdampak positif bagi perekonomian.
Menteri Ekonomi Akira Amari mengatakan pergerakan yen merupakan indikator utama yang dilihat pasar, untuk mendefinisikan situasi fundamental perekonomian. Maka itu, situasi terbaik adalah ketika yen berada dalam kondisi stabil.
“Fluktuasi besar pada mata uang tidak baik bagi Jepang dan ekonomi global, baik saat yen turun mau pun naik,” kata Amari merespons pertanyaan mengenai kenaikan nilai tukar dolar terhadap yen di Tokyo, Selasa (9/9/2014).
Keluhan yang sama pun disampaikan rekan Amari, Menteri Keuangan Taro Aso. Aso yang memiliki daulat menetapkan kebijakan nilai tukar, mengaku berhati-hati mengambil langkah, untuk menghindari pelemahan yen lebih lanjut.
“Saya telah menyampaikan bahwa fluktuasi tajam mata uang merupakan hal yang tidak kita inginkan. Kalau mata uang bergerak perlahan itu bukan merupakan suatu masalah,” kata Aso.
Aso menolak untuk berkomentar atas kebijakan pemerintah, sebelum melakukan pertemuan dengan kabinet yang dijadwalkan pada Jumat mendatang untuk membahas hal ini.
Mata uang tersebut jatuh ke level terendah sejak 2008 dan jatuh total 19% sejak Abe menjabat. Kejatuhan terakhir terdorong oleh pernyataan Gubernur Bank of Japan (BoJ) Haruhiko Kuroda akhir pekan lalu yang mengatakan pelemahan yen berdampak positif bagi ekonomi.
Kuroda memiliki pandangan berbeda atas pelemahan yen dari kedua rekan menterinya. Ia menyampaikan pelemahan yen merupakan hal yang wajar karena terdampak spekulasi kenaikan suku bunga oleh The Fed. Menurutnya, hal tersebut tidak masalah bagi ekonomi Jepang, selama Negeri Sakura mempertahankan kebijakan moneter longgar.
“Saya tidak berpendapat bahwa pelemahan yen akan berdampak buruk bagi ekonomi Jepang,” kata Kuroda.
Sementara itu, pelemahan yen juga disambut baik oleh penasihat ekonomi Perdana Menteri Shinzo Abe, Koichi Hamada. Menurutnya, yen yang melemah dapat membantu pemulihan ekonomi Jepang dari kenaikan pajak penjualan yang telah menyebabkan kontraksi terbesar dalam 5 tahun.
“Pelemahan mata uang akan meningkatkan keuntungan korporasi, mendorong belanja modal, berpotensi meningkatkan tenaga kerja, dan meningkatkan pendapatan pajak. Meski tidak dapat menggenjot ekspor, situasi ini positif bagi ekonomi,” kata Hamada di Tokyo pada hari sebelumnya (8/9).
Selama ini, para pengambil kebijakan Jepang tidak mewaspadai pelemahan yen. Pasalnya, pelemahan mata uang tersebut akan meningkatkan daya saing produk-produk Jepang di luar negeri.