Bisnis.com, RIO DE JANEIRO – Setelah konsisten tumbuh dalam beberapa dekade terakhir, kepemimpinan Dilma Roussef yang gagal melanjutkan pertumbuhan diprediksi mempersempit kesempatannya untuk kembali terpilih.
Setidaknya dalam 10 tahun terakhir, Brasil berhasil mengangkat 30 juta masyarakatnya dari garis kemiskinan. Kebijakan ekonomi Dilma yang berhaluan kiri, membawa Brasil pada inflasi tertinggi 6,51% di akhir masa kepemimpinannya.
Praktis, pemilu mendatang akan menjadi harapan bagi masyarakat Brasil. Sejumlah masyarakat menunjukkan keengganan untuk kembali memilih Dilma.
“Lula [presiden sebelum Dilma] telah mengangkat ekonomi Brasil dan kami berpikir Dilma akan melakukan hal yang sama, namun kami tidak akan kembali memberi kesempatan pada Dilma,” ungkap salah seorang pebisnis furnitur Brasil, Ricardo Matavelli, Selasa (9/9/2014)
Saat menjabat pada 2003-2010, Luiz Inacio Lula da Silva telah meningkatkan jumlah kalangan menengah negara penyelenggara World Cup 2014 tersebut. Di masa kepemimpinannya ia mampu menekan tingkat kemiskinan dan menggenjot belanja konsumen.
Dilma diprediksi akan kalah dari kompetitornya, Marina Silva. Silva yang besar di lingkungan miskin dinilai menawarkan gaya kepemimpinan berbeda dan propertumbuhan. Jika terpilih, Silva akan menjadi keturunan Afro-Brasil pertama yang memimpin negara tersebut.