Bisnis.com, MOSKWA -- Dibombardir oleh rentetan sanksi ekonomi, negara pimpinan Presiden Vladimir Putin tak tinggal diam. Pemerintah Rusia menyatakan akan merespons sanksi negara-negara barat dengan menetapkan larangan terbang di wilayah negara tersebut.
Sebelumnya, ancaman ini pernah dilontarkan pemerintah negara tersebut, namun belum direalisasikan. Dengan total luas wilayah lebih dari 17 juta km2, larangan penerbangan di atas Rusia akan berdampak signifikan pada efisiensi penerbangan.
Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev menyampaikan negaranya segera menetapkan larangan tersebut jika negara-negara Barat terus menetapkan sanksi yang menurutnya tak berdasar. Menurut Medvedev, ini adalah situasi paling menegangkan baginya dan ‘Barat’ setelah perang dingin.
“Rusia telah terlalu sabar menjalani sanksi dari Amerika Serikat dan Uni Eropa, kesalahan tidak akan kami ulangi. Jika sanksi berkenaan dengan sektor energi dan keuangan, maka kami harus bertindak,” jelas Medvedev di Moskow, Senin (8/9/2014).
Ia juga menyampaikan, jika Rusia menutup jalur udaranya (airspace) untuk penerbangan, maka akan banyak maskapai yang mengalami kebangkrutan. “Ini sebaiknya jangan sampai terjadi, kami harap seluruh negara memahaminya,” tambahnya.
Akhir pekan lalu, Uni Eropa sepakat untuk menambah sanksi ekonomi Rusia, termasuk menyasar perusahaan minyak Rosneft dan perusahaan gas Gazprom sebagai komitmen penyelesaian konflik yang telah menewaskan 3.000 orang.