Bisnis.com, JAKARTA - Pendapatan bulanan tenaga kerja Jepang pada Juli meningkat rata-rata 2,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya, setelah naik 1% pada bulan sebelumnya.
Peningkatan ini merupakan yang tertinggi sejak 1997. Adapun bonus dan upah lembur meningkat 0,7%.
Laporan yang dirilis Kementerian Tenaga Kerja di Tokyo, Selasa ini merupakan berita baik bagi Perdana Menteri Shinzo Abe.
Seperti diketahui, ia berupaya keras mendorong korporasi-korporasi Jepang untuk meningkatkan upah demi meningkatkan daya beli konsumen.
“Kami akan tetap memantau kondisi upah, apakah akan berangsur meningkat. Situasi saat ini memungkinkan hal tersebut,” kata pihak Kementerian Tenaga Kerja.
Meski demikian, ekonom NLI research Institute, Tsuyoshi Ueno mengatakan para pengambil keputusan Jepang jangan berharap terlampau tinggi pada kenaikan belanja konsumen.
“Data upah merupakan hal positif bagi kondisi ekonomi, namun kita jangan langsung menyimpulkan bahwa belanja konsumen akan naik. Rumah tangga mungkin saja akan menjaga pengeluaran mengingat kondisi ekonomi masih tidak pasti,” kata Ueno merespons laporan tersebut.
Peningkatan upah merupakan hal krusial bagi ekonomi Jepang. Hingga kini Abe masih harus mengusahakan langkah-langkah untuk mengejar target inflasi 2%.
Adapun harga konsumen meningkat 3,3% pada Juli dari periode sama tahun sebelumnya.