Bisnis.com, TOKYO – Para Dewan Bank of Japan (BOJ) mendorong Perdana Menteri Shinzo Abe merealisasikan rencananya menaikkan pajak penjualan tahun depan, untuk menjaga kestabilan keuangan pemerintah.
Sumber yang tidak ingin disebutkan namanya menyampaikan pada Bloomberg bahwa saat ini para pengambil keputusan bank sentral siap untuk menggelontorkan stimulus jika dibutuhkan untuk memicu pertumbuhan jika Abe menaikkan pajak penjualan.
Senada dengan para petinggi BoJ, ekonom JPMorgan Chase & Co, Masamichi Adachi menyampaikan penaikan pajak penjualan menjadi 10% dari tingkat 8% saat ini merupakan hal krusial.
“Tampaknya akan banyak pertimbangan untuk memutuskan kenaikan pajak penjualan berikutnya. Akan lebih baik jika BOJ mengucurkan stimulus daripada pemerintah menunda kenaikan pajak,” kata Adachi di Tokyo, Senin (1/9/2014).
Abe harus berpikir keras bagaimana mengatasi lesunya permintaan domestik pascakenaikan pajak penjualan menjadi 8% dari sebelumnya 5% per 1 April lalu. Belanja konsumen terluka hingga menyebabkan ekonomi negara perekonomian terbesar Asia tersebut mengalami kontraksi 6,8% pada kuartal II.
Desember mendatang ia harus memutuskan apakah akan kembali menaikkan pajak penjualan pada 2015. Abe berada di tengah kondisi di mana ia harus mengembalikan belanja rumah tangga dan produksi di saat yang sama ia harus menutup lubang besar utang negara tersebut.
Sebelumnya, saat menghadiri pertemuan gubernur bank sentral di Jackson Hole, Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda menyampaikan tren pertumbuhan ekonomi Jepang dalam kondisi solid, dan ia akan berupaya mengejar target inflasi 2%.
“Merupakan hal penting untuk menjaga struktur fiskal agar Jepang dapat mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan,” kata Kuroda beberapa waktu lalu. Ia menyampaikan harapannya pada pemerintah untuk segera melakukan konsolidasi fiskal.
Sebanyak 35% atau 12 dari 34 ekonom yang disurvei Bloomberg News memprediksikan BoJ akan mengucurkan stimulus akhir tahun ini, 26% memprediksikan stimulus akan dikucurkan Oktober mendatang. Pengucuran stimulus diharapkn dapat membantu negara tersebut dapat segera mencapai inflasi 2%.