Bisnis.com, NEW DELHI – Ekonomi India terakselerasi pada laju tercepatnya dalam dua tahun, tumbuh 5,7% pada kuartal II/2014, setelah berekspansi 4,6% pada kuartal sebelumnya. Nilai ini berada di atas konsensus ekonom yaitu kenaikan 5,5%.
Penguatan pertumbuhan dinilai memberi ruang bagi Perdana Menteri Narendra Modi untuk mempertahankan target defisit anggaran 4,1% terhadap produk domestik bruto (PDB) tahun ini dan 3,6% tahun depan. Hal senada juga disampaikan Menteri Keuangan India, Arun Jaitley.
“Kini saya lebih percaya diri. Kita akan mencapai target defisit 4,1% tahun ini. Dengan dampak jangka panjang dari implementasi langkah pertumbuhan, diharapkan kuartal mendatang kita akan tumbuh lebih tinggi,” kata Jaitley pascapublikasi data pertumbuhan oleh Kantor Statistik India di New Delhi, Sabtu (30/8/2014).
Dia menambahkan memulihnya peran investor telah meningkatkan aktivitas indikator-indikator utama pertumbuhan ekonomi. Di samping defisit, pemerintahan Modi dinilai harus agresif menciptakan lapangan kerja, demi terangkatnya jutaan masyarakat India dari kemiskinan.
Sejumlah ekonom swasta meragukan kemampuan pemerintahan Modi mencapai target defisit. Pasalnya, selain kekeringan yang memicu inflasi dan kinerja penerimaan pajak yang buruk, Modi baru saja mempertahankan jumlah besar alokasi subsidi pada rencana bujet negara.
Seperti diketahui, saat ini inflasi India berada di level 7,96%. Rekam inflasi telah mendorong bank sentral India mempertahankan tingkat suku bunga tinggi 8%. Modi diharapkan mengembalikan pertumbuhan masih negara perekonomian terbesar ketiga di dunia.
Ekonom ICICI Securities Primary Dealership, Prasanna Ananthasubramanian, menyampaikan data pertumbuhan menunjukkan momentum pemulihan India telah tiba.
“Pertumbuhan India tertopang oleh belanja pemerintah. Untuk pemulihan lanjut, India harus memicu kinerja industri dan jasa,” kata Ananthasubramanian merespons laporan tersebut