Bisnis.com, JAKARTA--Universitas Indonesia (UI) hari ini telah meluluskan 4.943 wisudawan mulai dari jenjang D3-S3 Sabtu (30/8/2014) di Balairung UI Kampus Depok. Salah satunya 48 wisudawan Program Spesialis berhasil meraih predikat cumlaude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4 diraih oleh enam wisudawan dari Fakultas Ilmu Keperawatan.
Keenam wisudawan tersebut yaitu Reni Nuryani, Jum Natosba, Abdul Jalil, Windy Natasya, Rita Dewi Sunarno dan Aryanti Wardiyah. Upacara Wisuda Program Profesi, Spesialis, Magister, Doktor, Program Sarjana (Paralel) dan Program Diploma/Vokasi semester genap tahun akademik 2013/2014 dipimpin oleh Rektor UI Muhammad Anis.
Reni, perempuan yang mengambil jurusan keperawatan jiwa ini sehari-hari bekerja sebagai dosen suatu akademi di Sumedang, Jawa Barat. Dirinya meneruskan sekolah di bidang program spesialis guna menimba ilmu yang lebih tinggi lagi untuk ditularkan kepada mahasiswanya di sana.
“Ya, setelah lulus ini, saya akan kembali menjadi dosen dan mengabdi bagi daerah saya khususnya,” ujar Reni.
Dirinya berharap dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat tersebut untuk diterapkan di tempatnya mengajar. Hal ini guna bisa bermanfaat bagi orang banyak khususnya yang bersekolah di daerah tempatnya berasal itu. Dia juga ini membangun kabupaten Sumedang agar ilmu kesehatan jiwa masyarakat ini berkembang, karena di daerahnya tersebut dirasa tidak banyak kemajuan.
“Saya hanya ingin yang sakit jiwa bisa menjadi sehat dan yang sehat bisa paham apa ilmu kejiwaan dan menjadikan dirinya lebih sehat dari sebelumnya,” ungkapnya.
Uniknya lagi, Jum yang berasal dari jurusan keperawatan maternitas mengaku bahwa profesi ini berbeda dengan bidan. Kadang orang salah kaprah tentang ilmu yang dirinya geluti. Dia menjelaskan bahwa bidan itu hanya menolong persalinan, namun maternitas melihat dari aspek kesehatan reproduksi perempuan mulai dari sebelum hamil, hamil, melahirkan hingga pasca melahirkan.
Sama dengan Reni, Jum yang sebelumnya menjadi dosen di Universitas Sriwijaya, Palembang ini ingin praktek langsung ke dunia kerja. Dia mengatakan bahwa masih ada kejanggalan dengan bidan, maternitas dan perawat umumnya. Dia akan kembali ke Palembang untuk mengabdi dan mengembangkan ilmu yang dia gali tersebut agar semakin luas.
“Ilmu maternitas ini sih sebenarnya masih dalam area yang abu-abu, dan perlu adanya eksistensi semua pihak terkait agar profesi ini dapat dilihat dengan nyata. Ini merupakan tantangan bagi kami sebagai lulusannya agar selalu optimis dan bisa berdampingan dengan ilmu kejiwaan,” jelas Jum.
Rektor UI Muhammad Anis menambahkan bahwa untuk profesi maternitas ini memang perlu adanya keseriusan dari kolegium keperawatan maternitas. "Karena kami dari pihak universitas tidak bisa melakukan sendiri, harus ada sinergi berkesinambungan agar ilmu maternitas atau profesi lain yang eksistensinya masih lemah bisa terangkat sehingga lulusan dari program spesialis tersebut dapat berkembang dengan baik pula."