Bisnis.com, KABUL-- Krisis berkepanjangan pemilu di Afghanistan berlanjut setelah Perserikatan Bangsa Bangsa menyatakan audit pilpres tidak akan selesai sampai 10 September. Akibatnya, pelantikan presiden baru hanya dapat dilaksanakan setelahnya atau tertunda dari jadwal semula.
"Audit ketat dan kredibel memerlukan waktu, dapat diselesaikan sekitar 10 September," demikian pernyataan PBB.
Calon presiden Afghanistan Abdullah Abdullah, melalui juru bicaranya, menyatakan akan menolak hasil audit pemilu yang diawasi PBB. Hal ini berarti negara itu memasuki krisis lebih dalam selama sepekan sebelum pelantikannya dijadwalkan.
Perselisihan antara para calon, yakni Abdullah, mantan pejuang anti-Taliban, dan Ghani, mantan ekonom Bank Dunia, dikhawatirkan membuka ancaman timbulnya kembali kerusuhan etnis di Afghanistan. Padahal, pasukan tempur NATO pimpinan AS mempersiapkan diri untuk keluar dari negara itu pada akhir tahun ini.
Pemilihan presiden Afghanistan digelar Juni lalu untuk mencari calon pengganti Hamid Karzai.
Konflik Berkepanjangan, Pelantikan Presiden Afghanistan Ditunda
Krisis berkepanjangan pemilu di Afghanistan berlanjut setelah Perserikatan Bangsa Bangsa menyatakan audit pilpres tidak akan selesai sampai 10 September.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
17 menit yang lalu
Pramono-Rano Soroti Gap Kaya-Miskin di Jakarta: Ada 42.445 Kampung Kumuh
27 menit yang lalu