Bisnis.com, SEOUL -- Neraca perdagangan Korea sepanjang 7 bulan pertama mengantongi surplus sebesar US$47,1 miliar tertopang oleh meningkatnya produksi industri Negeri Ginseng di luar negeri.
Namun nilai surplus yang di luar prediksi tersebut menimbulkan kekhawatiran sejumlah pihak. Ekonom Standard Chartered Park Chong Hoon menyampaikan bahwa nilai surplus amat baik, namun berbahaya bagi daya tukar dan ekspor.
"Korea tidak pernah mengalami surplus sebesar ini. Nilai surplus yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan masalah," kata Chong Hoon.
Ia menjelaskan bahwa saat ini Korea Selatan bergantung pada bahan bakar dan komoditas impor, sehingga harus menjaga surplus neraca transaksi ke tingkatan sesuai. Sebelum publikasi data, Menteri Keuangan Korsel Choi Kyung Hwan menyampaikan ia mengkhawatirkan hal serupa.
Secara teperinci, nilai transaksi barang pada Juli adalah US$6,9 miliar, dengan pemasukan inti sebesar US$1,5 miliar. Adapun pendapatan dari investasi langsung asing adalah US$1,5 miliar. Sepanjang 2013, investasi langsung asing Korsel sentuh rekor US16,6 miliar.
Dua perusahaan yang 'berjasa' mengundang investasi langsung luar negeri yaitu dua korporasi besar Korsel Samsung Electronics Co dan Hyundai Motor Co. Sejumlah perusahaan Korsel juga mengembangkan produkai luar negerinya untuk menjngkatkan keuntungan.