Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apindo Jabar Ngotot Pelabuhan Cilamaya Direalisasikan

Asosiasi pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat tetap mendesak pemerintah merealisasikan Pelabuhan Cilamaya di Kabupaten Karawang.

Bisnis.com, BANDUNG--Asosiasi pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat tetap mendesak pemerintah merealisasikan Pelabuhan Cilamaya di Kabupaten Karawang.

Ketua Apindo Jabar Dedy Widjaja menyatakan jika pelabuha harus dipindahkan ke tempat lain, seperti usulan ke Jawa Tengah, akan sia-sia. Pasalnya, menuru dia, pelabuhan itu akan digunakan secara khusus untuk menunjang aktivitas ekspor-impor produk otomotif.

"Produsen otomotif itu banyak terdapat di Karawang, Bekasi, dan Purwakarta. Jadi, kalau pelabuhan dipindahkan ke Jateng akan sia-sia," katanya kepada Bisnis, Selasa (26/8/2014).

Dia menjelaskan aktivitas ekspor dan impor akan memakan waktu lama jika harus ke Jateng, ditambah lagi biaya produksi yang semakin bertambah.

"Pantura dipastikan akan tambah macet. Ini akan berdampak pula pada aktivitas distribusi barang kebutuhan pokok dari Jateng ke Jabar maupun sebaliknya," ujarnya.

Dedy juga mengaku keinginan JICA ingin membiayai sepenuhnya Pelabuhan Cilamaya karena letaknya strategis berdekatan dengan produsen otomotif dan industri lainnya.

Menurutnya, jika pemerintah tetap bersikeras memindahkan lokasi pelabuhan dipastikan tidak akan dibiayai JICA. Bahkan, ujarnya, skema awal tata ruang harus kembali dibuat dan memakan waktu yang cukup lama.

"Kalau skema dibuat lagi akan memakan waktu lama, sementara konsep tata ruang Pelabuhan Cilamaya sudah ada dan tinggal direalisasikan," katanya.

Oleh karena itu, Apindo merekomendasikan untuk menyelamatkan pertambangan migas, lokasi pelabuhan bisa bergeser sekitar 1 kilometer ke arah timur ataupun barat, sehingga hal tersebut tidak menggganggu aktivitas kedua-duanya.

Selain itu, lanjutnya, dipastikan industri di Jabar akan kalah bersaing dengan luar negeri karena infrastruktur yang terus diubah-ubah. "Industri akan kalah kompetisi dalam perdagangan Asean tahun depan," ujarnya.

Saat ini, terdapat lima sumur milik PT Pertamina Hulu Energi (PHE) ONWJ tidak bisa dieksplorasi dan diproduksi akibat bersinggungan dengan menjadi jalur lalu-lintas kapal ke pelabuhan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper