Bisnis.com, MANADO—Bank Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara dari 7,49%-7,89% menjadi hanya 7,34%-7,74% sepanjang kuartal III/2014 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Kepala Perwakilan BI Sulut Luctor E. Tapiheru menuturkan revisi target pertumbuhan ekonomi daerah tersebut disebabkan adanya kecenderungan menurun sebagaimana realisasi Badan Pusat Statistik (BPS).
Hal itu terlihat pada data realisasi pertumbuhan ekonomi sepanjang kuartal II yang berada di luar ekspektasi hanya 7,32%. Padahal, BI sempat memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II akan menyentuh 7,52%-7,92% seiring dengan angka pertumbuhan kuartal I yang sempat mencapai 7,98%.
“BI waktu itu memang terlalu optimistis karena triwulan I kan tinggi sekali pertumbuhan ekonominya meski sempat dilanda banjir bandang pada Januari,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (24/8/2014).
Dia menjelaskan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut masih ditopang beberapa sektor, seperti perdagangan, hotel, dan restoran; bangunan; serta angkutan dan komunikasi.
Adapun beberapa faktor yang diperkirakan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi periode Juli-September ini adalah tahun ajaran baru dan peringatan hari besar keagamaan, seperti Ramadan, Idulfitri, dan pengucapan syukur masyarakat Minahasa.
“Di sisi permintaan, adanya peningkatan penghasilan masyarakat dalam bentuk pembayaran gaji ke-13 PNS/TNI dan THR saat Lebaran lalu juga diperkirakan mampu mendorong perekonomian, khususnya aktivitas konsumsi,” tuturnya.