Bisnis.com, BEIJING – China menetapkan denda atas sejumlah pembuat pabrik mobil asing yang beroperasi di China, yang terbukti mengenakan harga jual di atas nilai yang seharusnya pada pasar domestik Negeri Tembok Raksasa.
Total denda yang dikenakan oleh National Development and Reform Commission (NDRC) pada seluruh pabrik mobil asing tersebut adalah 1,24 miliar yuan atau setara US$200 juta. Pabrik terbanyak mendapat denda adalah pembuat mobil asal Jepang yaitu 12 pabrik, disusul oleh pabrik asal Eropa dan Amerika Serikat.
Seperti diketahui, pada awal bulan ini NDRC melakukan investigasi pada pabrik-pabrik mobil asing setelah media milik pemerintah memberitakan mereka menetapkan harga di atas pasar. Investigasi dilakukan sebagai langkah penegakan hukum antimonopoli yang disahkan Pemerintah China 6 tahun lalu.
“Investigasi ini merupakan peringatan bagi korporasi-korporasi tersebut untuk berhati-hati dengan China, di saat mereka juga harus menyesuaikan diri dengan ketetapan harga global,” ungkah Dosen Hukum Antimonopoli University of International Business and Economics, Chen Danzhou.
Korporasi yang dikenai denda terbesar adalah Sumito Electric Industries Ltd yaitu sejumlah 290,4 juta yuan, denda terbesar yang pernah ditetapkan China. Investigasi China pada sejumlah pabrikan asing ini menegaskan China tiba pada momentum penegakan hukum secara intensif.
Hukum antimonopoli China mempersilakan negara tersebut menetapkan denda maksimal 10% dari total pendapatan tahunan perusahaan. Bagi perusahaan yang tidak mematuhi denda, akan dikenai penalti yang jumlahnya lebih besar. Adapun pada pemeriksaan, NDRC memeriksa aktivitas perusahaan pada 2001-2011.
Akibatnya, pabrik-pabrik tersebut kini ramai-ramai memangkas harga produk mereka. Investigasi China ini, menurut pengacara korporasi Toshiaki Yamaguci, menjadi wake up call yang mendorong perusahaan untuk tidak melakukan tindakan kartel.
“China telah menunjukkan perhatiannya pada isu internasional seperti kartel,” kata Toshiaki di Osaka.
Beberapa pabrik yang juga dikenai denda oleh lembaga perencana ekonomi China NDRC yaitu Denso Corp, Aisan Industry Co, NSK Ltd, Hitachi Automotive System Ltd, Mitsubishi Electic Corp, Mitsuba Corp, Furukawa Electric Co, Nachi-Fujikoshi Corp, Jtekt Corp, dan NTN Corp.
KRITIK KADIN
Investigasi NDRC pun menuai kritik. Kamar Dagang Industri (KADIN) Uni Eropa untuk China menyampaikan mereka amat menyayangkan investigasi China yang menyasar pabrik-pabrik asing. Saat ini UE memiliki 1800 kantor perwakilan dan pabrik asal UE di China.
Kadin UE menyampaikan mereka menghormati upaya penegakan hukum tersebut, namun menggarisbawahi proses pemeriksaan yang diduga mengintimidasi dan tidak melibatkan pengacara di persidangan.
Di saat yang sama, kepala Kadin AS Greg Gilligan meminta negaranya dan China segera menggelar diskusi untuk membahas investigasi ini.
Menanggapi kritik ini, juru bicara NDRC Li Pumin menyampaikan pemerintah tidak hanya menyasar pabrik asing dalam investigasi. “China menghukum siapapun yang melanggar regulasi antimonopoli di negara ini,” kata Li.
Pihak NDRC mengaku langkah ini diambil untuk mlindungi konsumen dan permintaan pasar. Ketahanan harga China merupakan salah satu tanggung jawab utama NDRC.
Sementara itu, data yang dipublikasikan Pemerintah China Senin lalu menunjukkan investasi perusahaan asing di China jatuh 17% pada Juli, terdalam dalam lima tahun. Kementerian Perdagangan China mengatakan kejatuhan ini tidak berhubungan dengan investigasi atas perusahaan asing.
“Investigasi ini akan memengaruhi ketertarikan perusahaan multinasional pada China,” ungkap pengacara Andrew Foster.