Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS GAZA: Gencatan Senjata Berpotensi Gagal

Pimpinan delegasi Palestina untuk gencatan senjata dengan Israel mengingatkan bahwa serangan ke Gaza bisa terjadi kembali jika tidak ada kemajuan dalam kesepakatan terbaru menjelang akhir tenggat waktu tengah malam ini.
 Suasana di Palestina usai serangan udara Israel/
Suasana di Palestina usai serangan udara Israel/

Bisnis.com, JAKARTA— Pimpinan delegasi Palestina untuk gencatan senjata dengan Israel mengingatkan bahwa serangan ke Gaza bisa terjadi kembali jika tidak ada kemajuan dalam kesepakatan terbaru menjelang akhir tenggat waktu tengah malam ini.

Beberapa menit setelah dicapai kesepakatan bahwa Israel akan memperpanjang gencatan senjata selama 24 jam, pemimpin senior gerakan Fatah, Azzam al-Ahmad mengatakan tidak ada kemajuan dalam pembicaraan untuk mencari solusi soal konflik Gaza.

"Kami berharap setiap menit menjelang 24 jam berakhirnya gencatan senjata akan digunakan untuk mencapai kesepakatan dan jika tidak tercapai maka serangan ke Gaza akan berlanjut," ujar Ahmad sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (19/8/2014).

Dia menuding Israel "melakukan manuver dan mengulur waktu" ketika masih ada perbedaan pendapat soal kesepakatan jangka panjang di antara Israel dan kelompok militan Hamas di Jalur Gaza. Menurutnya, kesepakatan itu termasuk bantuan pembangunan kembali di wilayah itu yang akan mengalir setelah terjadi pertempuran selama lima pekan.

Pejabat senior Hamas, Moussa Abu Marzouk menuding Israel menggunakan taktik untuk membelokkan hasil kesepakatan. Caranya dengan  dengan menegaskan dalam akun Twitter bahwa kelompok Hamas tidak akan pernah menyerah atas setiap permintaan untuk kesepakatan komprehensif.

Sedangkan seorang pejabat senior Palestina di Gaza mengatakan poin terpenting dalam kesepakatan itu adalah soal permintaan Hamas untuk membangun sebuah pelabuhan laut dan bandara yang diminta Israel agar dibicarakan pada tahap pertemuan berikutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper