Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belanja Domestik Selamatkan Ekonomi Thailand

Pertumbuhan ekonomi Thailand kuartal II/2014 tumbuh 0,9% setelah sempat terkontraksi 1,9% pada kuartal sebelumnya, ditopang oleh pemulihan belanja swasta, belanja pemerintah, dan ekspor.

Bisnis.com, BANGKOK - Pertumbuhan ekonomi Thailand kuartal II/2014 tumbuh 0,9% setelah sempat terkontraksi 1,9% pada kuartal sebelumnya, ditopang oleh pemulihan belanja swasta, belanja pemerintah, dan ekspor.

Angka pertumbuhan yang dipublikasikan The National Economic & Social Development Board (NESDB) ini juga berada di atas konsensus ekonom yang disurvei Bloomberg yaitu naik 0,7%.
 
Adapun sektor pariwisata yang menyumbang porsi 10% terhadap PDB juga perlahan membaik. Pada Juli, jumlah wisatawan asing jatuh 10,9% dari tahun sebelumnya. Pada Juni, jumlah wisatawan Thailand anjlok 24,4%.
 
Pemulihan pertumbuhan ini menimbulkan rasa optimistis pemerintah dan ekonom mengenai proyeksi pemulihan ekonomi pada semester II. Thailand diyakini mampu menghindari diri dari ancaman resesi setelah sejak Mei menghadapi ketegangan politik.
 
Pemulihan ekonomi akan stabil pada paruh kedua tahun ini, ungkap pihak pemerintah. Sebelumnya, NESDB telah memangkas target pertumbuhannya menjadi rentang 1,5%-2% dari sebelumnya 1,5%-2,5%.
 
Sejak menduduki kursi pimpinan negara pada 22 Mei lalu, Jenderal Prayuth Chan-Ocha mengimplementasikan beberapa langkah-langkah untuk kembali menggerakkan ekonomi yang sebelumnya beku.
 
Jenderal Ocha memberikan sejumlah dana bantuan pada petani beras dan memangkas harga bahan bakar. Ia bahkan menyusun langkah-langkah untuk diimplementasikan oleh pemerintah baru.
 
"Produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua sekaligus mengonfirmasi aktivitas ekonomi mulai stabil. Kita harap dibukanya belanja fiskal dapat berkontribusi besar pada ekonomi Thailand semester II," kata ekonom Australia & New Zealand Banking Group Ltd, Weiwen Ng, Senin (18/8/2014).
 
Merespons laporan PDB, mata uang Thailand baht naik 0,2% terhadap dolar, dan menunjukkan performa kedua terbaik di antara 11 mata uang negara-negara Asia lain yang dipantau oleh Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor :
Sumber : Reuters/Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper