Bisnis.com, BRUSSELS—Surplus neraca perdagangan zona euro melambung dari ekspektasi pada Juni tahun ini dari periode yang sama tahun lalu. Tetapi, capaian itu belum merefleksikan efek sanksi pelarangan impor makanan dari Rusia.
Eurostat melaporkan surplus neraca perdagangan kawasan yang terdiri dari 18 negara ini tumbuh menjadi 16,8 miliar euro (US$22,49 miliar) pada Juni tahun ini dari 15,7 miliar euro pada Juni tahun lalu.
“Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, surplus neraca perdagangan juga terpompa dari posisi 15,4 miliar euro Mei tahun ini. Ekspor yang belum disesuaikan dengan perubahan musiman naik 3% sepanjang Januari-Juni 2014 sedangkan impor terdongkrak 2%,” terang Eurostat dalam keterangannya di Brussels, Senin (18/8).
Tetapi, ekspor setelah disesuaikan dengan perubahan musiman justru tergelincir 0,5% dan impor naik 0,5% dari Mei tahun ini.
Pada saat yang sama, capaian surplus tersebut belum memberikan gambaran sejauh mana efek pelarangan impor produk makanan dan buah-buahan yang dijatuhkan Rusia bagi Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, Australia, dan Norwegia.
Keputusan Rusia itu merupakan aksi balasan Negeri Beruang Merah tersebut terhadap penjatuhan sanksi tambahan dari Uni Eropa dan AS.
Meski diprediksi tidak signifikan memangkas surplus neraca perdagangan Uni Eropa, sanksi tersebut berpotensi menyeret turun proyeksi ekonomi zona euro yang sudah memburuk.
Adapun, ekspor berkontribusi menjadi mesin penggerak pemulihan ekonomi zona euro tahun lalu. Tetapi, konflik geopolitik antara Ukraina dan Rusia perlahan-lahan mampu mempengaruhi ekonomi kawasan bermata uang tunggal ini.
Ekonomi zona euro bahkan terhenti, sebelum sanksi diberlakukan oleh Rusia. Pemulihan ekonomi zona euro mendadak terhenti pada kuartal II/2014, mengikuti keterpurukan yang diderita 3 negara dengan ekonomi terbesar di blok bermata uang tunggal itu yaitu Jerman, Prancis, dan Italia.