Bisnis.com, LONDON—Pound tertekan selama 6 hari terhadap dolar, pelemahan terlama selama 4 tahun terakhir seiring dengan investor yang menarik kembali ekspektasi terkait kenaikan suku bunga acuan.
Mata uang Inggris ini juga terdepresiasi selama 3 pekan terhadap euro, setelah Gubernur Bank of England (BOE) Mark Carney mengindikasikan pelonggaran moneter akan berlangsung lebih lama dibandingkan estimasi pasar.
Pasalnya, Carney ingin fokus terhadap lemahnya pertumbuhan upah tenaga kerja, sebelum memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan yang saat ini bertengger di posisi 0,5% sejak 2009.
“Semua orang terkejut dengan langkah dovish [kaku] yang disinyalkan oleh BOE. Itulah kenapa sterling [pound] melorot pekan ini," ucap Niels Christensen, Ketua Analis Mata Uang Nordea Bank AB di Kopenhagen, Sabtu (16/8).
Sterling tergelincir 0,5% minggu lalu menjadi US$1,67 di London, Jumat (15/8), mengikuti pelemahan hingga US$1,66 pada Agustus tahun ini. Depresiasi pound selama 6 minggu ini merupakan yang terlama sejak Juni 2010.
Tidak hanya itu, pound juga meluncur turun 0,4% menjadi 80,23 pence per euro, setelah menyentuh 80,36 pence pada Agustus tahun ini.
Akibat rendahnya tekanan kenaikan upah, BOE bahkan memangkas proyeksi pertumbuhan upah menjadi 1,25% pada kuartal IV/2014 dari estimasi awal yaitu 2,5%.
Rata-rata upah mingguan juga dilaporkan merosot 0,2% sepanjang April-Juni tahun ini, bahkan ketika angka pengangguran turun menjadi 6,4%.