Bisnis.com, JAKARTA – Pagi ini, Jumat (15/8/2014), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun ke 69 RI di hadapan Sidang Bersama DPR dan DPD RI.
Dalam pidato kenegaraannya yang terakhir sebagai Presiden RI, SBY menyebutkan sejumlah perkembangan positif pembangunan Indonesia dalam satu dekade terakhir yaitu sejak 2004 – 2014.
SBY menyebutkan Indonesia tidak punya alasan untuk menjadi bangsa yang rendah diri yang gemar menyalahkan dunia atas segala permasalahan yang terjadi.
SBY menyebutkan pertama-tama, walaupun terus diterpa berbagai cobaan dalam bentuk bencana alam maupun krisis moneter global, Indonesia dapat menjaga stabilitas dan kondisi makro ekonomi yang relatif baik.
Kedua, lanjutnya, Indonesia dapat terus mencetak pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi yaitu rata-rata sekitar 5,9% dalam kurun 2009 - 2013.
Angka pertumbuhan tersebut, ujar SBY, jauh lebih tinggi dibandingkan angka pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang, dalam kurun waktu yang sama.
Ketiga, utang Negara yang berada dalam kondisi jauh lebih aman dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, khususnya pada puncak krisis moneter 1998.
Keempat, keberhasilan di bidang ekonomi yang ditandai oleh beberapa faktor. Antara lain: anggaran pembangunan yang mencapai Rp1.842,5 triliun dan cadangan devisa yang telah mencapai US$110,5 miliar.
SBY juga menyebutkan pencapaian volume perdagangan yang mencapai US$400 miliar dalam 10 terakhir di tengah perlambatan ekspor yang terjadi beberapa waktu terakhir serta nilai investasi yang mencapai Rp2.296,6 triliun.
“[Semuanya itu] tertinggi dalam sejarah,” katanya merujuk keberhasilan di bidang ekonomi tersebut.
Di sisi lain, tambahnya, pendapatan per kapita Indonesia yang meningkat hampir tiga setengah kali lipat dari Rp10,5 juta pada 2004 menjadi Rp36,6 juta pada 2013.
“Di sini kita patut bersyukur karena faktanya di tengah gejolak dan krisis ekonomi global yang sering terjadi, tidak banyak bangsa di dunia yang bisa melakukan hal ini,” katanya.
Kelima, ujar SBY, masuknya Indonesia ke dalam keanggotaan Negara G-20. Hal itu, ujarnya, menandakan perubahan posisi Indonesia di dalam peta ekonomi dunia.
“Dalam forum itu, kita dapat berdiri sejajar dan duduk setara dengan negara-negara maju dan ekonomi besar lainnya. Indonesia tidak lagi melihat proses keputusan ekonomi dunia dari luar atau di pinggiran. Kini kita ikut membuat keputusan tersebut dari dalam,” ujar SBY.