Bisnis.com, TOKYO - Pemesanan permesinan Jepang periode April-Juni jatuh pada laju tercepatnya sejak krisis finansial global, dan hanya menampakkan kenaikan pada kuartal lalu.
Data ini menambah rentetan alasan pengambil kebijakan harus mewaspadai laju pertumbuhan ekonomi.
Data yang dipublikasikan Japan Cabinet Office pada Kamis (14/8) menunjukkan permintaan inti jatuh 10,4% pada kuartal kedua tahun ini, dari kuartal sebelumnya.
Ini merupakan penurunan pertama sejak lima kuartal sebelumnya, dan tertajam sejak kuartal pertama 2009 ketika pemesanan permesinan anjlok 12,3%.
Data ini dipublikasikan menyusul data pertumbuhan ekonomi kuartal kedua Jepang yang anjlok 6,8% karena pemerintah belum menunjukkan keberhasilan dalam menggenjot belanja domestik setelah kenaikan pajak penjualan per 1 April lalu.
Para pengambil kebijakan berharap investasi bisnis akan membantu kinerja produksi dan menstabilkan pendapatan dan konsumsi. Korporasi-korporasi yang disurvei Kantor Kabinet memproyeksikan pemesanan permesinan akan meningkat 2,9% pada periode Juli-September.
Data menunjukkan pemulihan belanja modal korporasi akan berlangsung lama. Kepercayaan diri korporasi Jepang mengalami penurunan, kata ekonom Barclays Capital, Kyohei Morita.
Menurutnya, Jepang harus cepat mengambil tindakan untuk mengimplementasikan strategi pertumbuhan, mengelola tingkat pajak korporasim reformasi pasar tenaga kerja, dan mempromosikan corporate governance.
Secara teperinci, pemesanan sektor manufaktur dan jasa jatuh 8,5% pada kuartal kedua. Pemesanan permesinan sektor manufaktur diprediksikan akan tetap jatuh 0,5% pada kuartal berikutnya, sedangkan sektor jasa diprediksikan tumbuh 2,2%.