Bisnis.com, BEIJING – Data beberapa indikator perekonomian China yang dipublikasikan Rabu (13/8/2014) menunjukkan pelemahan.
Hal itu menegaskan perlambatan pemulihan ekonomi Negeri Tembok Raksasa tersebut setelah sebelumnya terimbas kebekuan sektor properti dan kredit buruk.
Produksi pabrik meningkat 9% dari periode yang sama tahun sebelumnya, melambat setelah tumbuh 9,2% pada Juni.
Investasi aset tetap meningkat 17% pada periode Januari-Juli, di bawah estimasi ekonom 17,4%.
Sebuah laporan yang juga dipublikasikan Rabu (13/8) menunjukkan tingkat kredit baru jatuh ke level terendah sejak krisis finansial global.
Menurunnya kinerja beberapa indikator perekonomian semakin memperkuat dorongan bagi Perdana Menteri Li Keqiang untuk kembali mengucurkan stimulus demi mencapai target pertumbuhan 7,5%.
“Data menunjukkan pertumbuhan aktivitas ekonomi lebih rendah dari ekspektasi pasar, terutama data investasi, yang berhubungan langsung dengan kelesuan pasar properti. Pemerintah tampaknya harus kembali menetapkan kebijakan pelonggaran,” kata ekonom ANZ, Zhou Hao di Shanghai.
Adapun penjualan retail meningkat 12,2%, di bawah prediksi rata-rata yaitu 12,5%, mengindikasikan permintaan domestik melemah.
Hal ini diperkuat dengan data perdagangan seperti dipublikasikan pemerintah pekan lalu yang menunjukkan impor turun 1,6%.