Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Pajak Penjualan Picu Kontraksi Ekonomi Jepang

Kenaikan pajak penjualan ditengarai menjadi sebab utama dari rentetan panjang jatuhnya indikator-indikator ekonomi China. Ekonomi Negeri Sakura anjlok 6,8% pada kuartal II, terdalam sejak gempa bumi melanda Jepang pada 2011.
PM Jepang Shinzo Abe (kedua dari kanan)/JIBI
PM Jepang Shinzo Abe (kedua dari kanan)/JIBI

Bisnis.com, TOKYO – Kenaikan pajak penjualan ditengarai menjadi sebab utama dari rentetan panjang jatuhnya indikator-indikator ekonomi China. Ekonomi Negeri Sakura anjlok 6,8% pada kuartal II, terdalam sejak gempa bumi melanda Jepang pada 2011.

Seperti diberitakan Bisnis sebelumnya, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menaikkan pajak penjualan sebesar 3% untuk menyiasati beban utang publik terbesar di dunia. Penurunan ini lebih baik dari konsensus para ekonom yang disurvei Bloomberg dan Reuters yaitu kontraksi sebesar 7%.

Kenaikan pajak penjualan telah membekukan belanja domestik dan investasi. Abe dan Menteri Perekonomian Jepang Akira Amari mengatakan pemerintah siap mengambil tindakan apapun untuk menggairahkan kembali perekonomian.

“Saya akan mengupayakan segala cara untuk mengembalikan ekonomi pada track,” ungkap Abe seperti dikutip Reuters dari kantor berita Jepang, Jiji news service.

Di tengah harapan tinggi PM Abe untuk mengembalikan pertumbuhan pada kuartal mendatang, data menunjukkan produksi dan ekspor negara tersebut pun masih lesu. Abe ingin ekonomi Jepang yang stagnan belasan tahun segera pulih, untuk kembali menaikkan pajak penjualan pada 2015 mendatang.

Kontraksi ekonomi Jepang telah diprediksikan para ekonom, mengacu pada dampak kenaikan pajak penjualan. Pada kuartal pertama lalu, Jepang tumbuh 6,1% tertopang oleh konsumen dan korporasi yang mempercepat belanja sebelum kenaikan pajak penjualan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Sumber : Bloomberg/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper