Bisnis.com, SINGAPURA – Kendati terbelit keterpurukan sektor properti dan mengalami penurunan produktivitas sektor manufaktur, ekonomi Singapura kuartal II/2014 tumbuh 0,1% dari kuartal sebelumnya, tertopang sektor ekonomi lain yang tetap tumbuh moderat.
Nilai pertumbuhan ini jauh di atas proyeksi para ekonom yang disurvei Bloomberg yaitu kontraksi ekonomi 0,3%-0,8%. Adapun dalam skala tahunan, ekonomi Singapura catat pertumbuhan 2,4%, melambat dari pertumbuhan kuaartal sebelumnya yang telah direvisi menjadi 4,8%.
Dalam laporan yang dipublikasikan Kemendag Singapura Selasa (12/8/2014) dicantumkan beberapa sektor yang tumbuh signifikan yaitu sektor keuangan, asuransi, dan penjualan wholesale.
“Di saat perekonomian global pada kuartal pertama melambat dari perkiraan, data terkini menunjukkan indikator ekonomi Singapura tumbuh moderat,” ungkap pihak Kementerian Perdagangan Singapura.
Pemulihan global terutama Amerika Seikat, China, dan Eropa turut mendorong peningkatan ekspor Singapura. Selain itu, kebijakan pemerintah untuk mengurangi laju perekrutan pekerja asing berhasil mendongkrak produktivitas dan memicu industri-industri baru.
“Permintaan eksternal pada barang dan jasa meningkat, terutama dari negara-negara maju. Ekonomi Singapura berpotensi tumbuh 3% tahun ini,” kata ekonom CIMB Research di Singapura, Song Seng Wun. Namun Song memperingatkan Singapura untuk mewaspadai ketidakstabilan produktivitas tenaga kerja.
Seperti diketahui, sektor manufaktur Singapura jatuh 15,2% pada kuartal kedua dibandingkan kuartal sebelumnya. Pada periode yang sama, sektor jasa meningkat 4,5%.