Bisnis.com, BEIJING - Aktivitas perdagangan China pada Juli mencapai surplus tertinggi, tertopang akselerasi ekspor dan penurunan impor. Kondisi ini menegaskan pemulihan ekonomi global, tertutama di Amerika Serikat dan Eropa telah berdampak positif pada ekonomi Negeri Tembok Raksasa.
Data yang dipublikasikan Jumat (8/8) menunjukkan pengapalan ke luar negeri meningkat 14,5% dari periode yang sama tahun lalu, jauh di atas proyeksi ekonom yang disurvei Bloomberg yaitu naik 7%. Impor turun 1,6%, menyisakan surplus perdagangan sebesar US$47,3 miliar.
Surplus terdongkrak oleh pemulihan ekspor ke AS dan Eropa. Data ini mengaburkan spekulasi para ekonom yang sebelumnya merekomendasikan Perdana Menteri Li Keqiang untuk kembali mengucurkan stimulus pada semester II tahun ini.
Data ini juga kontras dengan laporan International Monetary Fund (IMF) yang bulan lalu mengestimasi perlambatan AS akan berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi global.
“Ekspor menjadi faktor penting untuk mengejar target pertumbuhan PM Li sebesar 7,5%. Kemungkinan besar, ekspor akan terus tumbuh dua digit, atau paling tidak mendekati dua digit dalam beberapa bulan mendatang,” kata ekonom Credit Suisse Group AG di Hong Kong, Dong Tao.
Merespons laporan surplus ini, yuan menguat 0,08% ke level 6,1570 melawan dolar, kenaikan tertinggi sejak Juni.
