Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Pengangguran Australia Naik

Tingkat pengangguran Australia terus menanjak dalam 12 bulan terakhir ke level 6,4% pada Juli. Untuk pertama kalinya angka pengangguran Negeri Kanguru melampaui tingkat pengangguran Amerika Serikat yaitu 6,2%.
Benua Australia/mlborlife.com
Benua Australia/mlborlife.com

Bisnis.com, SYDNEY--Tingkat pengangguran Australia terus menanjak dalam 12 bulan terakhir ke level 6,4% pada Juli. Untuk pertama kalinya angka pengangguran Negeri Kanguru melampaui tingkat pengangguran Amerika Serikat yaitu 6,2%.

Data tersebut dipublikasikan Biro Statistik Australia di Sydney, Kamis (7/8/2014). Sebelumnya para ekonom Bloomberg mengestimasikan tingkat pengangguran Australia sama dengan Juni, yaitu 6%.

Padahal, daya tahan ekonomi Australia sempat mendapat pengakuan dunia setelah negara tersebut mampu mempertahankan pertumbuhannya saat krisis finansial global menyerang negara-negara dunia. Saat itu, Australia mengucurkan stimulus dan tengah kebanjiran investasi dari China untuk sektor pertambangannya.

“Ini sudah lama sejak terakhir kali kondisi ekonomi Australia positif. Tingkat pengangguran Australia berkebalikan dengan tren yang terjadi di negara-negara lain, di mana tingkat pengangguran mengalami penurunan,” kata ekonom Commonwealth bank of Australia, Michael Blythe.

Data menunjukkan tingkat pekerja penuh waktu Australia meningkat 14.500 pada Juli, sedangkan tenaga kerja paruh waktu jatuh 14.800. Tingkat partisipasi tenaga kerja meningkat 64,8%, naik tipis dari bulan sebelumnya 64,7%.

Tingat pengangguran tertinggi dalam setahun terakhir ini memperkuat spekulasi pemangkasan tingkat suku bunga oleh bank sentral.

Saat mengumumkan kebijakan mempertahankan tingkat suku bunga 5 Agustus lalu, Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Glenn Stevens mengatakan nilai tukar dolar Australia yang berada di level tinggi telah menurunkan harga komoditas-komoditas utama.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper