Bisnis.com, FRANKFURT – Bank sentral European Central Bank (ECB) memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga di rekor terendah 0,15% setelah para pengambil kebijakan melihat krisis Ukraina masih menghambat pemulihan Zona Euro.
Putusan tersebut disampaikan jajaran pengambil kebijakan ECB yang dipimpin oleh Gubernur Mario Draghi. Konflik Ukraina dan sanksi ekonomi atas Rusia telah menimbulkan keraguan Draghi mengenai masa depan pemulihan zona 18 blok tersebut.
Selain itu, Draghi juga dihadapkan pada kemungkinan Italia menghadapi resesi, dan perlambatan pertumbuhan beberapa negara Zona Euro lain. Ia menyampaikan, penjualan aset skala besar menjadi pilihan, untuk menyiasati pertumbuhan lambat.
“Spekulasi untuk pelonggaran kuantitatif sepertinya terlalu tinggi, sedangkan keputusan untuk membeli obligasi Pemerintah Eropa dapat mempengaruhi deflasi,” kata ekonom Barclays Plc, Philippe Gudin, Kamis (7/8/2014).
Gudin menambahkan, ECB tidakmungkin tergesa-gesa mengambil keputusan, menghadapi dampak ekonomi dari krisis Ukraina.
Adapun inflasi Zona Euro hanya mampu bertengger di level seperempat dari target ECB sebesar 2%. Pada Juli lalu, harga konsumen meniongkat 0,4% dari periode yang sama tahun sebelumnya, laju paling lambat dalam 5 tahun terakhir.
Seperti diketahui, saat ini zona bermata uang tunggal tersebut tengah berupaya menarik diri dari belitan deflasi berkepanjangan.