Bisnis.com, BANGKOK - Thailand memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga 2% setelah menggelar pertemuan ketiga pada Rabu (6/8/2014). Pascakrisis politik, bank sentral Thailand melihat kepercayaan diri dan belanja konsumen meningkat.
Keputusan ini merupakan keputusan mutlak Bank of Thailand, dan telah diprediksi oleh para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg News. Saat ini, menurut para analis, Pemerintah Negeri Gajah masih berhati-hati dalam mengambil keputusan ekonomi.
Bank sental Thailand tidak terburu-buru untuk mengubah tingkat suku bunganya. Pihak pemerintah telah siap menyusun langkah-langkah untuk menggenjot pertumbuhan, setidaknya untuk jangka pendek, kata ekonom DBS Group Holdings Ltd di Singapura, Gundy Cahyadi. Sepakat dengan Trairatvorakul, Gundy pun optimistis pemulihan akan seger amenemui momentumnya.
Gubernur bank sentral Prasarn Trairatvorakul pekan lalu menyampaikan bank sentral cukup optimistis dalam menyambut pemulihan ekonomi pada paruh kedua tahun ini.
Ekonomi Thailand sempat terguncang karena ketegangan politik di negara tersebut yang menghantarkan junta militer pada kudeta kepemimpinan.
Menurut Trairatvorakul, ekonomi akan segera membaik mengingat aktivitas impor bahan mentah membaik dan produksi industri meningkat.
Sebelumnya, pemimpin junta Prayuth Chan-Ocha yang mengambil alih pemerintahan pada 22 Mei lalu telah menyusun program bantuan pada petani, mengelola harga bahan bakar agar terjangkau, dan menyusun barbagai langkah untuk memicu permintaan domestik.