Bisnis.com, TANGERANG—Badan Pusat Statistik Provinsi Banten mencatat dari 15 kelompok industri yang menjadi unggulan Prov. Banten, 11 di antaranya menunjukkan kinerja yang memuaskan pada kuartal II/2014 ketimbang kuartal sebelumnya.
Jaih Ibrohim, Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS) BPS Prov. Banten mengatakan pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang (IBS) Banten pada kuartal II/2014 mencapai 3,23%, jauh lebih tinggi ketimbang pertumbuhan -2,54% pada kuartal sebelumnya.
“Kinerja produksi industri q-to-q naik karena hasil produksi pada kelompok industri kendaraan bermotor termasuk suku cadang naik tinggi. Kemungkinan disebabkan peningkatan permintaan jasa perbaikan kendaraan bermotor menjelang lebaran,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (5/8/2014).
Peningkatan permintaan jasa perbaikan kendaraan bermotor menjelang lebaran yang akan digunakan sebagai alat transportasi mudik, tuturnya, telah mengerek tinggi hasil produksi kelompok industri kendaraan bermotor pada kuartal II/2014 yang mencapai 17,9% ketimbang hasil 7,83% pada kuartal sebelumnya.
Adapun sejumlah kelompok industri yang berkinerja positif lainnya secara kuartalan a.l karet, barang dari karet dan plastik tumbuh 13,97%, minuman naik 11,46%, industri alat angkutan lainnya tumbuh 8,79%, barang galian bukan logam tumbuh 5,73%, industri kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang dari anyaman bambu, rotan dan sejenisnya tumbuh 4,96%.
Adapun data BPS menunjukkan sejumlah industri yang mengalami peningkatan kinerja namun tidak lebih dari 2% a.l industri kulit, barang dari kulit & alas kaki, industri logam dasar, industri kertas & barang dari kertas, industri pakaian jadi serta industri tekstil.
Sementara kelompok industri yang mengalami penurunan kinerja produksi pada kuartal II/2014 adalah industri makanan turun 16,75%, peralatan listrik turun 5,75%, barang logam bukan mesin dan peralatannya turun 2,13%.
Penurunan yang terjadi pada kinerja industri makanan ketika bulan Ramadan, lanjut Jaih, lebih karena penghitungan kelompok industri ini terdiri dari industri makanan pengolahan untuk manusia dan untuk hewan.
Dalam kelompok ini, ujarnya, andil makanan ternak unggas yang memiliki share cukup besar pada industri untuk makanan hewan mengalami kemerosotan yang cukup signifikan. Sementara industri pengolahan makanan untuk manusia hanya naik tipis dibandingkan kuartal sebelumnya.
Kendati jumlah kelompok industri yang berkinerja negatif lebih sedikit ketimbang yang berkinerja positif, Jaih mengatakan, laporan BPS belum mencantumkan kinerja industri kimia yang mengalami penurunan, padahal industri ini memiliki andil hingga 13% dari keseluruhan kinerja produksi industri.
“Andil industri kimia cukup besar, sehingga penurunan kinerja IBS industri kimia pada kuartal ini akibat sejumlah perusahaan tengah melakukan pergantian sistem mesin yang mengakibatkan perusahaan tidak dapat berproduksi, secara signifikan menekan pertumbuhan industri secara keseluruhan” tuturnya.
Akibat adanya pergantian sistem mesin itu, tuturnya, sejumlah perusahaan kimia hanya mampu memenuhi permintaan barang dari konsumen dengan mengandalkan persediaan barang lama. Namun bagitu, pada dasarnya permintaan barang kimia diyakini akan tetap baik.