Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RIAU Diminta Waspadai El Nino

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan meminta seluruh pemangku kepentingan di Riau mewaspadai kebakaran hutan dan lahan sebagai akibat dari El Nino yang diprediksi akan memasuki puncaknya pada September-Desember tahun ini.
Modus yang dilakukan oleh pelaku pembakaran hutan cenderung sama setiap tahunnya. /Bisnis.com
Modus yang dilakukan oleh pelaku pembakaran hutan cenderung sama setiap tahunnya. /Bisnis.com

Bisnis.com, PEKANBARU - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan meminta seluruh pemangku kepentingan di Riau mewaspadai kebakaran hutan dan lahan sebagai akibat dari El Nino yang diprediksi akan memasuki puncaknya pada September-Desember tahun ini.

Dalam kunjungannya ke Riau, Zulkifli Hasan mengatakan potensi El Nino yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada akhir tahun dapat meningkatkan jumlah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah tersebut. Untuk itu, seluruh pihak harus terus waspada dan melakukan patroli agar dapat menekan jumlah karhutla.

Menurutnya, saat ini Pemerintah Provinsi Riau telah lebih baik dalam melakukan mitigasi dan adaptasi penanggulangan karhutla di wilayahnya. Hal tersebut terlihat dari lebih rendahnya jumlah karhutla tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan pemantauan satelit Terra dan Aqua pada Selasa 5 Agustus 2014, titik panas atau hotspot di Riau hanya 16 lokasi. Padahal, pada Juli tahun lalu jumlah hotspot di Riau mencapai 143 titik.

Banyaknya pelaku pembakaran hutan dan lahan yang diproses hukum juga menunjukkan keseriusan Pemerintah Riau dalam menangani karhutla. Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol) Condro Kirono, Kapolda Riau mengatakan pihaknya telah menetapkan 189 tersangka kejahatan lingkungan, karena membakar lahan.

“116 tersangka ditangkap saat melakukan aktivitas kejahatan lingkungan pada Januari-Maret, dan 67 orang lainnya ditetapkan sejak 5 April hingga 10 Juli tahun ini,” katanya, Senin (5/8).

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebelumnya mengatakan Pemerintah Riau belum optimal dalam mengendalikan karhutla. Pasalnya, bencana asap dan karhutla di wilayah tersebut terus berulang setiap tahunnya.

Menurutnya, modus yang dilakukan oleh pelaku pembakaran hutan cenderung sama setiap tahunnya. Pelaku membakar area yang jauh dari pemukiman saat musim kering, dengan menyulut api pada ranting dan ban bekas yang sudah dipotong-potong dan diberi minyak.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lili Sunardi
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper