Bisnis.com, JAKARTA– Jepang kembali memperkokoh pengaruhnya di Amerika Latin, melalui penandatanganan kesepakatan bidang energi, pangan, dan pelayanan kesehatan dengan pemerintah negara perekonomian terbesar di Amerika Latin, Brasil.
Penandatanganan tersebut dilakukan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ketika melaksankan kunjungan negara. Abe menyasar Brasil untuk mengembangkan bisnis korporasi Jepang, di luar dari pasar domestik. Seperti diketahui, Jepang masih harus membereskan persoalan lemahnya belanja masyarakat yang menjadi faktor terjadinya deflasi.
“Ada ruang kesempatan untuk berinvestasi. Memang masih banyak hal yang harus dilakukan, namun Brasil memiliki potensi besar,” kata ekonom Sojitz Corp, Yutaka Kase di Tokyo, seperti dikutip Bloomberg, Senin (4/8/2014).
Menurut Kase, Brasil merupakan pasar yang amat penting bagi industri Jepang, mengingat regulasi dan infrastrukturnya mendukung.
Dalam perjalanannya mengunjungi beberapa negara Amerika Latin, Abe ditemani oleh beberapa pemimpin industri raksasa Jepang yaitu Toyota Motor Corp, Nippon Steel & Sumitomo Metal Corp, dan Sumitomo Mitsui Financial Group Inc.
Saat ini, partner perdagangan utama negara-negara Amerika Latin, termasuk Brasil, adalah China. Padahal, pada 1950-an Jepang pernah membantu Brasil membangun industri-industrinya seperti industri baja dan besi.
Sayangnya, Jepang perlahan kehilangan pengaruh di Brasil, meski beberapa pabrik mobilnya beroperasi di Brasil. Negeri Samba tersebut membina hubungan perdagangan lebih baik dengan korporasi-korporasi asal Eropa dan Korea Selatan, terutama dengan pabrik kendaraan dan elektronik.
“Jepang tidak hanya putus hubungan dengan China, namun juga dengan banyak negara lain,” kata mantan Menteri Perdagangan Brasil, Luiz Fernando Furlan.