Bisnis.com, TANGERANG—Badan Pusat Statistik Provinsi Banten menyatakan jumlah petani kelapa sawit dan kakao di Banten dalam 1 dekade terakhir melonjak dengan masing-masing meningkat 37,15% dan 523,53%.
Nandang Efendi, Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Provinsi Banten mengatakan pertumbuhan tertinggi atas jumlah petani kelapa sawit dan kakao di Banten berada di Kabupaten Pandeglang dan Lebak.
“Penambahan jumlah petani kelapa sawit dan kakao bukan serta-merta karena alih fungsi lahan dari pertanian padi, melainkan masih banyak lahan kosong yang dapat dijadikan lahan perkebunan baru,” ujarnya kepada bisnis.com, Jumat (18/7/2014).
Data BPS Banten menunjukkan jumlah petani kelapa sawit pada periode 2003-2013 meningkat 1.304 rumah tangga atau rata-rata tumbuh 3,72% per tahun. Sementara peningkatan jumlah petani kakao dalam kurun waktu yang sama melonjak 17.329 rumah tangga atau rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 52,35%.
Peningkatan ini, tuturnya, juga karena jalur distribusi penjualan hasil perkebunan pada kedua komoditas dinilai lebih mudah. Berdirinya sejumlah perusahaan besar dalam sektor kelapa sawit dan pengolahan kakao memberi jaminan kepada petani untuk menjual barang hasil kebun.
Di lain pihak, Oman Supriadi petani sawit rumah tangga yang baru membuka lahan perkebunan seluas 30 hektare mengungkapkan banyaknya jumlah lahan kosong dan murahnya harga tanah di Kabupaten Lebak menjadi faktor pemicu pembukaan lahan untuk perkebunan sawit.
“Harga lahan di Kabupaten Lebak yang berada di pelosok dan cocok untuk kebun sawit masih ada yang Rp3.000/m2. Bahkan kalau bisa dapat yang lebih pelosok lagi, mungkin bisa lebih murah,” ujarnya.
Selain jumlah lahan kosong yang luas dan harga tanah yang murah, lanjutnya, berdirinya sejumlah perusahaan kelapa sawit ditambah dengan banyaknya kelompok kerja petani sawit di Banten telah mempermudah akses pemasaran hasil perkebunan.
Nandang mengatakan tingginya peningkatan jumlah petani sawit dan kakao di Kabupaten Pandeglang dan Lebak telah mengompensasi penurunan yang sangat signifikan di enam kabupaten/kota lainnya di Provinsi Banten.
Namun begitu, Nandang menambahkan, pertumbuhan yang positif pada jumlah petani sawit dan kakao di Pandeglang dalam waktu yang sama juga diiringi dengan penyusutan luas baku lahan sawah sebesar 0,25% per tahun.
Peningkatan luas baku lahan kebun dalam kurun lima tahun terakhir untuk Kab. Pandeglang naik 5,62% per tahun. Sementara pada 1 dekade terakhir, BPS juga mencatat jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian Banten anjlok 33,98%, sedangkan jumlah petani padi susut 7,44%.
Penurunan jumlah petani Banten menurutnya Syech Suhaimi, Kepala BPS Banten dikarenakan tingginya tingkat alih fungsi lahan dari lahan produksi menjadi komersil seperti perumahan.